BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada
dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik, berbeda antara yang
satu dengan lainnya. Secara individu juga, manusia ingin memenuhi kebutuhannya
masing-masing, ingin merealisasikan diri atau ingin dan mampu mengembangkan
potensi-potensinya masing-masing. Hal ini merupakan gambaran bahwa setiap
individu akan berusaha untuk menemukan jati dirinya masing-masing, tidak ada
manusia yang ingin menjadi orang lain sehingga dia akan selalu sadar akan keindividualitasannya.
Adapun
hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah bahwa dalam
mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi secara alamiah dengan
sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Selain itu,
dalam kenyataannya, tidak ada manusia yang mampu hidup tanpa adanya bantuan
orang lain. Hal ini menunjukan bahwa manusia hidup saling ketergantungan dan
saling membutuhkan antara yang satu dengan lainnya.
Dari kedua hal diatas, manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial memiliki fungsi masing-masing dalam menjalankan
peranannya dalam kehidupan. Sebagai makhluk individu manusia merupakan
bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya
sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia
merupakan kumpulan dari berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya
masing-masing dari kedua hal tersebut secara seimbang, maka setiap individu
harus mengetahui dari peranannya masing-masing tersebut. Untuk itu, perlu kiranya
penulis menulis sebuah makalah yang mengemukakan manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial. Semoga dengan adanya makalah ini dapat
menginspirasi pembaca.
BAB II :
Manusia adalah makhluk yang selalu
berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan
dengan dirinya sendiri. Karena manusia menjalankan peranannya dengan
menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia
tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.
Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah
kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama,
serta bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan
A.
Manusia
Sebagai Makhluk Individu
Individu berasal dari kata in dan devided.
Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung
pengertian tidak, sedangkan devided artinya
terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa
latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang
tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan
suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani
dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan
sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya.
Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut
sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada
unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas
tersendiri, tidak ada manusia yang sama persis. Dari sekian banyak manusia,
ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah
perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang
dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu
sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat
yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat
yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan
(fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari
seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan
sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial,
merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi sosial.
Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan
kelompok sosial yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut
dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang
dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang
saling berinteraksi terus-menerus.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah
keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara
potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir
dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan
serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan.
Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan
karakteristik yang khas dari seeorang.
B.
Manusia
sebagai Makhluk Sosial
Menurut
kodratnya manusia selain sebagai makhluk individu, mereka juga merupakan
makhluk sosial. Adapun yang dimaksud dengan Istilah sosial adalah ”Sosial”
berasal dari akar kata bahasa Latin Socius, yang artinya berkawan atau
masyarakat. Sosial memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan dan dalam arti
sempit mendahulukan kepentingan bersama atau masyarakat. Adapun dalam hal ini
yang dimaksud manusia sebagai makhluk sosial adalah makhluk yang hidup
bermasyarakat, dan pada dasarnya setiap hidup individu tidak dapat lepas dari
manusia lain. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia
selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina
sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu
dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.Seperti
kita ketahui bahwa sejak bayi lahir sampa iusia tertentu manusia adalah mahkluk
yang tidak berdaya, tanpa bantuan orang orang disekitar iatidak dapat berbuat
apa-apa dan untuk segala kebutuhan hidup bayi sangat tergantung pada luar
dirinya sepert iorang tuanya khususnya ibunya. Bagisi bayi keluarga merupakan
segitiga abadi yang menjadi kelompok sosial pertama dikenalnya. Pada
perjalanan hidup yang selanjutnya keluarga akan tetap menjadi kelompok pertama
tempat meletakan dasakepribadian dan proses pendewasaan yang didalamnya selalu
terjadi “sosialisi” untuk menjadi manusia yang mengetahui pengetahuan
dasar, nilai-nilai, normasosial dan etika-etika pergaulan.
Manusia dapat di katakan makluk sosial karena pada
dirinya terdapat dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang
lain, dimana terdapat kebutuhan untuk mencari berteman dengan orang lain yang
sering di dasari atas kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing. Manusia juga
tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah
manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa
berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan
tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi
kemanusiaannya. Makhluk sosial adalah makluk yang terdapat dalam beragam
aktivitas dan lingkungan sosial.
C. Karakteristik Manusia Sebagai
Makhluk Sosial
Telah
berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik
beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana
memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
1. Dorongan untuk makan
2. Dorongan untuk mempertahankan diri
3. Dorongan untuk melangsungkan jenis
Dari tahapan diatas menggambarkan
bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai seorang makhluk sosial dimana
antar individu merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan
membutuhkan. Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh peran oleh manusia
sebagai makhluk sosial.
D. perkembangannya manusia
perkembangan
manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru dalam arti
membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :
1.
Penerimaan bentuk-bentuk
kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari
luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
2.
Penghematan tenaga dimana ini
adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga
dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara
efektif dan efisien.
Pada umumnya hasrat meniru itu
kita lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok tetapi juga terjadi didalam
kehidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia
itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk
dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu
sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat
dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial
didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan
manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal
yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1.
Tekanan emosional. Ini sangat
mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
2.
Harga diri yang rendah. Ketika
kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan
memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi
tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih sayang orang lain atau
dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
3.
Isolasi sosial. Orang yang
terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran
agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis Manusia adalah makhluk yang
selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang
diinginkan dengan dirinya sendiri.
E. Kedudukan Manusia sebagai Makhluk
Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial
artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia
tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia
mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap
manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan
manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai
makhluk sosial.
Hakekat manusia sebagai makhluk
sosial dan politik akan membentuk hukum, mendirikan kaidah perilaku, serta
bekerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Dalam perkembangan ini,
spesialisasi dan integrasi atau organissai harus saling membantu. Sebab
kemajuan manusia nampaknya akan bersandar kepada kemampuan manusia untuk
kerjasama dalam kelompok yang lebih besarKesadaran manusia sebagai makhluk
sosial, justru memberikan rasa tanggungjawab untuk mengayomi individu yang jauh
lebih ”lemah” dari pada wujud sosial yang ”besar” dan ”kuat”. Kehidupan sosial,
kebersamaan, baik itu non formal (masyarakat) maupun dalam bentuk-bentuk formal
(institusi, negara) dengan wibawanya wajib mengayomi individu.
F. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk
Sosial
Di
dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki
keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu
kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini
menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia
selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga
masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan
interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti
positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari
nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh
interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak
pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan
yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian
yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Tidak hanya terbatas pada segi
badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin
diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain
pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih saying, harga diri pengakuan, dan
berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat
diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam
suatu tatanan kehidupan bermasyarakat. Dalam berhubungan dan berinteraksi,
manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan
mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia.
Imanuel Kant mengatakan, “Manusia hanya dapat menjadi manusia karena
pendidikan”.
Jadi jika manusia tidak dididik
maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah
terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal
tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi
pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai
makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi
kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan
rohani.
Manusia sebagai makhluk sosial
tentu tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan manusia lain. Sudah bukan
rahasia lagi bahwa segala bentuk kebudayaan, tatanan hidup, dan sistem
kemasyarakatan terbentuk karena interaksi dan benturan kepentingan antara satu
manusia dengan manusia lainnya. Sejak zaman prasejarah hingga sejarah, manusia
telah disibukkan dengan keterciptaan berbagai aturan dan norma dalam kehidupan
berkelompok mereka. Dalam kelindan berbagai keterciptaan itulah ilmu
pengetahuan terbukti memainkan peranan signifikan.
Ilmu pengetahuan tidak hanya dapat
dipahami dalam arti sebuah hukum atau teori ilmiah sebagai hasil statis
kegiatan utamanya. Ilmu pengetahuan harus dipandang juga sebagai sebuah proses,
sebuah kegiatan, dan tentu saja sebuah kemampuan yang harus dimiliki oleh para
ilmuwan. Mahasiswa yang akan diorientasikan
untuk menjadi sosok ilmuwan yang peka atas permasalahan sosial
kemasyarakatan diharapkan mampu larut dalam proses keterciptaan ilmu
pengetahuan tersebut.
BAB III :
Manusia sebagai mahkluk sosial dalam
kehidupan sehari-harinya pasti membutuhkan orang lain. Proses interaksi dan
sosialisasi selalu terjadi kapan dan dimanapun manusia itu berada. Dalam hal
ini bentuk interaksi sosial sangat bermacam-macam.Pola sosialisasi pun ada
bermacam-macam.Untuk lebih jelasnya uraian mengenai interaksi sosial dan sosialisasi adalah sebagai
berikut.
A.
Interaksi Sosial.
Manusia dikenal sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial.Dikatakan makhluk sosial karena manusia sebagai individu
saling membutuhkan dan saling berinteraksi dengan manusia atau individu
lainnya. Oleh sebab itu manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan orang
lain pada hidupnya untuk saling memberi, menolong, dan melengkapi satu sama
lain.
Adapun pengertian interaksi sosial
menurut Effendi (2010:46) adalah kata interaksi berasal dari kata inter dan
action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antar
individu, kelompok social, dan masyarakat. Dalam hal ini berarti bahwa manusia
dalam kehidupan sehari-harinya tidak lepas dari hubungan dengan manusia
lainnya.Interaksi juga berarti bahwa setiap manusia saling berkomunikasi dan
mempengaruhi bisa dalam pikiran maupun tindakan.
Menurut Gillin dan Gillin (Effendi,
2010:46) menyatakan bahwa interaksi sosia adalah hubungan-hubungan antara
orang-orang secara individu, antar kelompok, orang, dan orang perorangan dengan
kelompok.Dalam hal ini interaksisosial bisa dilakukan oleh orang perorangan,
bisa oleh kelompok, juga bisa perorangan dengan kelompok.
B. Faktor-faktor makhluk social
interaksi
Faktor yang pertama adalah imitasi,
imitasi merupakan proses peniruan. Kita sebagai makhluk sosial selalu
membutuhkan orang lain termasuk dalam hal meniru perilaku orang lain yang
positif bagi kita. Peniruan sudah dilakukan pada rentan anak usia dini. Anak
usia dini merupakan peniru yang ulung, maka dari itu sikap dan perilaku setiap
orang dewasa perlu dijaga dan diperhatikan agar peniruan yang dilakukan anak
usia dini bersifat positif. Pada proses peniruan ini mudah berubah-ubah karena
perkembangan teknologi didunia ini berlangsung secara global dan sangat cepat.
Yang kedua yaitu Sugesti, sugesti
adalah suatu proses dimana seorang individu menerima pendapat atau pandangan
dari orang lain tanpa adanya kritik terlebih dahulu. Sugesti merupakan pengaruh
psikis yang datang dari dirinya sendiri maupun orang lain. Orang akan mudah
menerima sugesti dari orang lain ketika seseorang sedang ada pada kondisi yang
dilematis. Dalam hubungan interaksi sosial, arti Imitasi dan sugesti hampir
sama perbedaannya adalah dalm imitasi seseorang mengikuti atau meniru orang
lain, sedangkan pada sugesti seseorang memberikan pandangan atau pendapat
menurut dirinya dan diterima oleh orang lain.
Yang ketiga yaitu Identifikasi,
dalam psikologis identifikasi berarti dorongan untuk menjadi identik atau
dorongan untuk menjadi sama dengan orang lain, baik secara lahir maupun batin.
Faktor yang keempat yaitu simpati,
simpati yaitu perasaaan yang timbul pada orang lain atas dasar penilaian menurut
perasaan didalam dirinya.
C. Bentuk Interaksi
Sosial
Ada beberapa bentuk interaksi sosial
yaitu:
. Kerjasama
(cooperation),
. Persaingan
(competition), dan
. Pertentangan
(conflict).
Menurut
Gillin dan Gillin bentuk kerjasama dibagi dalam dua proses yang didalamnya
terdapat bentuk bentuk khusus. Yang pertama yaitu proses Asosiatif terdiri dari
2 bentuk khusus yaitu akomodasi dan asimilasi. Yang kedua yaitu proses
Disosiatif, disosiatif terdiri dari tiga bentuk khusus yaitu Persaingan
(competition), Kontravnersi (contravention), dan Pertentangan (conflict).
1. Bentuk
Interaksi Asosiatif
a.Kerjasama
(cooperation)
Kerjasama merupakan salah satu
bentuk interaksi sosial yang sering terjadi dimasyarakat pada umumnya.
Kerjasama menggambarkan sebagian besar bentuk interaksi sosial. Dan setiap
bentuk interaksi sosial dapat ditemukan pada setiap kelompok manusia. Kerjasama
timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya atau kelompok
yang lainnya.
Ada tiga bentuk kerjasama yang biasa
dilaksanakan yaitu:
ü Bargaining,
yaitu pelaksanaan kerjasama atau perjanjian antara dua organisasi atau lebih
mengenai pertukaran barang dan jasa.
ü Cooperation,
yaitu penerimaan unsur baru dalam kepemimpinan atau dalam pelaksanaan politik
dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari kegoncangan
dalam stabilitas organisasi tersebut.
ü Coalition,
yaitu kombinasi antar dua organisasi atau lebih yang mempunyai pandangan dan
tujuan yang sama.
b.Akomodasi
(accomodation)
Dalam
interaksi sosial, istilah akomodasi berarti suatu kenyataan adanya keseimbangan
dalam interaksi orang perorangan dan kelompok manusia sehubungan dengan nilai
dan norma yang berlaku dimasyarakat.
Ada beberapa bentuk akomodasi,
diantaranya:
ü Coertion
adalah bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya suatu
paksaan.
ü Compromise
adalah salah satu bentukakomodasi dimana pihak yang terlibat perselisihan
mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan
tersebut.
ü Arbitration
adalah suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang berselisih tidak
sanggup untuk mencapainya sendiri.
ü Mediation
cara untuk mencapai penyelesaina dalam perselisihan dengan cara menghadirkan
orang ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada.
ü Concilitation
adalah usaha untuk mengabulkan atau mempertemukan keinginan pihak yang
berselisih agar tercapainya suatu persetujuan bersama.
ü Tolerantion
adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal. Contohnya toleransi
dalam beribadah.
ü Stelemate
adalah suatu akomodasi dimana pihak pihak yang berkepentingan mempunyai yang
seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
ü Adjudication
adalah perselisihan perkara atau sengketa dipengadilan.
BAB IV :
A.
Persaingan
(competition)
Persaingan merupakan bentuk
interaksi sosial yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk memperoleh
keuntungan tertentu baik bagi dirinya maupun kelompoknya dengan cara menarik
perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa menggunakan kekersan.
B.
Kontravensi
(contravention)
Kontraversi adalah rperasaaan yang
menggejolak yang ada pada diri seseorang yag ditandai oleh adanya
ketidakpastian dalam diri seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikan dan
kebencian terhadap orang lain. Tapi gejala-gejala tersebut tidak sampai
menimbulkan pertentangan atau pertikaian.
C.
Pertentangan
(conflict)
Pertentangan merupakan suatu bentuk
interaksi individu atau kelompok sosial yang berusaha utuk mencapai tujuannya
dengan cara menentang pihak yang lain atau pihak yang menghalangi dengan
ancaman atau tindak kekerasan.
a. Sosialisasi
Sosialisasi sangat erat kaitannya
terhadap manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial kita harus
senantiasa hidup bersosial dengan orang lain agar dapat saling membantu,
melengkapi, dan mencapai tujuan hidup kita. Menurut Berger (Effendi, 2010:49)
mendefinisika sosialisasi sebagai “a process by which a child learns to be a
participant member of society” yaitu suatu proses dimana seorang anak belajar
menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Dalam hal ini
jelas dikatakan bahwa proses sosialisasi dimulai dari sejak anak usia dini
hingga usia seseorang berakhir. Proses sosialisasi terus dilakukan selama kita
masih hidup dan masih membutuhkan orang lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
sosialisasi adalah proses dimana seseorang dapat berinteraksi dan berpartisipasi
dengan masyarakat yang ada disekitarnya.
Setiap makhluk hidup pasti sangat
membutuhkan proses sosialisasi, baik itu dimulai dari anak usia dini sampai
dewasa bahkan sosialisasi berjalan seumur hidup.apa yang terjadi jika sejak
usia dini anak tidak mengalami sosialisasi ? pasti anak tidak akan menjadi
manusia seutuhnya, karenan kemampuan seseorang untuk berperan sebagai anggota
masyarakat sangat tergantung pada proses sosialisasi. Ketika seseorang tidak
mengalami sosialisasi maka yang terjadi adalah orang itu tidak dapat
berinteraksi dengan orang lain. Contohnya banyak ditemuakan anak anak yang
terlantar dihutan dan dibesarkan oleh hewan atau yang disekap oleh orang tuanya
sejak kecil. Mereka tidak bisa bersosialisasi dengan baik. Mereka cenderung bagaimana
berprilaku seperti hewan, mereka tidak dapat berbicara, tidak dapat berpakaian
bahkan tidak dapat tertawa atau menangis. Ketika anak-anak itu diselamatkan dan
diberi terapi seperti manusia umumnya, mereka mungkin bisa menerima sedikit
demi sedikit perubahan pada diri mereka untuk menjadi manusia seutuhnya namun
kemampuan mereka tidak akan mampu menyamai kemampuan anak lain yang sebaya
dengannya, karena kemampuan kemampuan tertentu hanya dapat diajarkan pada
periode tertentu dikehidupan anak. Bila proses sosialisasinya terlambat, maka
proses tersebut tidak akan berhasil atau hanya berhasil untuk sebagian kecil
saja. Mereka juga tidak akan menjadi manusia seutuhnya karena mereka tidak
pernah tersosialisasi secara wajar dan mereka cenderung meninggal dengan usia
muda.
Sosialisasi dilakukan oleh semua
individu yang bersosial. Ada beberapa pihak yang membantu melaksanakan
sosialisasi yaitu keluarga, kelompok bermain media massa dan sistem pendidikan.
Peran agen utama yaitu orangtua merupakan peran penting bagi anak untuk
bersosialisasi. Orang tua merupaka awal dimana kita melakukan interaksi dengan
dunia pertama kita. Keluarga merupakan pendidik yang pertama dan yang paling
utama dalam hal pertumbuhan dan perkembangan anak begitupun dengan perkembangan
sosialisasi mereka. Maka orang tua hendaknya mengoptimalkan proses sosialisasi
pertama untuk anak. Kelompok bermain juga tidak kalah pentingnya dengan orang
tua. Melalui kelompok bermain anak mulai bisa belajar bersosialisasi secara
umum. Bagaimana ia berinteraksi dengan teman sebayanya, bagaimana ia
menyelesaikan suatu permasalahan dalam berinteraksi dengan temannya dan juga
bagaimana ia bisa memilih teman yang sejalan dengannya. Agen yang ketiga yaitu
media massa. Media masa sangat erat kaitannya dengan teknologi yang makin maju
dan berkembang. Media masa pun sangat penting untuk sosialisasi dengan hal-hal
yang terjadi disekitar kita.
BAB V :
A.
Bentuk-bentuk
sosialisasi
Sosialisasi
merupakan salah satu bentuk manusia dalam mempertahankan interaksi dengan
lingkungannya. Proses ini berlangsung sepanjang hidup manusia.
Bentuk
sosialisasi dibedakan menjadi dua yaitu sosialisasi primer dan sekunder.
Sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dilakukan oleh seluruh
individu sejak ia kecil. Sosialisasi primer tidak ada proses identifikasi dan
pada masa inilah dumia pertama anak terbentuk. Sosialisasi primer berakhir
ketika konsep tentang orang lain pada umumnya telah terbentuk dan tertanam
dalam kesadaran individu. Pada titik ini ia merupakan anggaota efektif
masyarakat.
B.
Pola
sosialisasi
Pada
dasarnya ada dua pola sosialisasi, yaitu pola represi (kekerasan/hukuman) dan
pola partisipasi. Sosialisasi menggunakan pola represi menekankan pada
penggunaan hukuman atau kekerasan apabila terdapat dan melakukan kesalahan.
Adapun ciri-ciri lain dalam penggunaan proses represi yaitu penggunaan materi
dalam hukuman dan imbalan, penekanan terhadap orang tua, penekanan terhadap
komunikasi satu arah non verbal dan berisi perintah, sosialisasi terhadap orang
tua dan keinginan orangtua dan lain-lain.
Sosialisasi
secara partisipasi merupakan pola yang didalamnya anak diberi imbalan ketika ia
berlaku baik , hukuman dan imbalan berupa simbol, anak diberi kebebasan,
komunikasi bersifat lisan, anak menjadi pusat sosialisasi, kebutuhan dianggap
sangat penting dan lain sebagainya.
BAB V:
Dalam kehidupan sebagai makluk
individu dan sosial, manusia selalu berhubungan dan tidak dapat lepas
dengan masyarakat dan komunitas. Sering kali penggunaan kedua istilah tersebut
tertukar dalam penggunaannya, padahal pada hakikatnya kedua istilah tersebut
tidaklah sama. Terdapat perbedaan mendasar antara kedua konsep tersebut, dan
untuk mengetahui lebih lanjut, berikut akan penulis sajikan beberapa devinisi
masyarakat dan komunitas menurut para ahli sebagai berikut.
A.
Masyarakat
Krech,
Crutchfield, dan Ballachey (Effendi,2010:59) mengemukakan devinisi masyarakat
sebagai ”a society is that it is an organized collectivity of interacting
people whose actives become centered around a set of common goals, and who tend
to share common beliefs, attitudes, and of action.” Dari devinisi tersebut
dapat ditarik kesimpulan unsur-unsur yanga ada dalam masyarakat adalah
kolektivitas interaksi manusia yang terorganisasi, kegiatannya yang terarah
pada sejumlah tujuan yang sama, memilikin kecenderungan untuk memiliki
keyakinan, sikap, dan bentuk tindakan yang sama. Dalam hal ini, interkasi dan
tindakan itu tentu saja interaksi serta tindakan sosial.
Menurut
konsep di atas, karakteristik dari masyarakat itu adalah adanya sekelompok
manusia yang menunjukan perhatian bersama secara mendasar, pemeliharaan
kekekalan bersama, perwakilan menusia menurut sejenisnya yang berhubungan satu
sama lain secara berkesinambungan. Dengan demikian, relasi manusia sebagai
suatu bentuk masyarakat itu tidak terjadi dalam waktu yang singkat, melainkan
secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif cukup lama.
B.
Komunitas
Komunitas
merupakan bagian kelompok dari masyarakat dalam lingkup yang lebih kecil, serta
ikatan kebersamaannya yang kuat dan lebih terikat oleh tempat.
Adapun
menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto (Effendi, 2010: 62) istilah community dapat
diterjemahkan sebgai masyarakat setempat, istilah ini menunjuk pada warga-warga
sebuah desa, sebuah kota, suku atau suatu bangsa. Apabila anggota-anggota suatu
kelompok hidup bersama sedemikian rupa sehingga mereka merasakan bahwa kelompok
tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama, maka kelompok
tadi dapat disebut masyarakat setempat. Intinya mereka menjalin hubungan
sosial.
Dari uraian
diatas, dapat disimpulkan bahwa devinisi masyarakat dengan masyarakat
setempat/komunitas. Definisi masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih luas,
sedangkan definisi masyarakat setempat lebih terbatas dan juga dibatasi oleh
area kawasan serta sejumlah warganya. Ditinjau dari aktivitas hubungannya dan
persatuan lebih erat masyarakat setempat dibandingkan dengan masyarakat.
Lebih lanjut
dalam kehidupan masyarakat, Ferdinand Tonnies (Effendi, 2010: 65) mengemukakan
pemnbagian masyarakat dengan sebutan masyarakat gemainchaft dan geselshaft.
Masyarakat gemainchaft atau disebut juga paguyuban adalah kelompok masyarakat
dimana anggotanya sangat terikat secara emosional dengan yang lainnya dan
biasanya cenderung sebagai refleksi masyarakat pedesaan. Sedangkan masyarakat
geselshaft atau patembeyan ikatan-ikatan diantara anggota anggotanya kurang
kuat dan bersifat rasional, biasanya cenderung sebagai refleksi masyarakat
perkotaan.
BAB VI :
Manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial selalu terdiri dari dua kepentingan, yaitu ke pentingan individu
yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan dan kepentingan
masyarakat yang termasukke pentingan rakyat . Dalam diri manusia, kedua
kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu
kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan terdapat satu manusia yang
tidak bisa membedakan suatu kepentingan, jika kepentingan individu yang hilang
dia menjadi lupa pada keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang dihilangkan
dari diri manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan contohnya korupsi.
Inilah yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka tidak bisa
membagi kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.Persoalan pengutamaan
kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang
berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu
kelompok masyarakat. Adapun Ariska mengemukakan dua pandangan yaitu pandangan
individualisme dan pandangan sosialisme. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut
kami sajikan uraian berikut.
A.
Pandangan Individualisme
Individualisme
berpangkal dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu
yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan
lengkap terlepas dari manusia yang lain. Pandangan individualisme berpendapat
bahwa kepentingan individulah yang harus diutamakan. Yang menjadi sentral
individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan dirinya.
Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut
juga ideologi individualisme liberal.
Paham
individualisme liberal muncul di Eropa Barat (bersama paham sosialisme) pada
abad ke 18-19. Yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John Stuart Mill, Thomas
Hobben, John Locke, Rousseau, dan Montesquieu. Beberapa prinsip yang
dikembangkan ideologi liberalisme adalah sebagai berikut:
ü Penjaminan
hak milik perorangan. Menurut paham ini, pemilikan sepenuhnya berada pada
pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial, Mementingkan diri sendiri
atau kepentingan individu yang bersangkutan.
ü Pemberian
kebebasan penuh pada individu. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya
masing-masing.Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan
persaingan dan dinamika kebebasan antar individu. Menurut paham liberalisme,
kebebasan antar individu tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum. Jadi,
negara yang menjamin keadilan dan kepastian hukum mutlak diperlukan dalam
rangka mengelola kebebasan agar tetap menciptakan tertibnya penyelenggaraan
hidup bersama.
B.
Pandangan Sosialisme
Paham
sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi Blanc, dan
Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang
diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut
pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu
timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok.
Sosialisme
adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras,
bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan
alat-alat produksi. Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat
secara keseluruhan terutama yang tersisih oleh system liberalisme, mendapat
keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut, sosialisme
berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan
masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme yang radikal/ekstem
(marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak
pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi oleh perorangan. Paham
marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-1883).
Paham
individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang
hakikat manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika Serikat 1776,
orientasinya lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk individu
yang bebas merdeka, manusia adalah pribadi yang memiliki harkat dan martabat
yang luhur. Sedangkan dalam Manifesto Komunisme Karl Marx dan Engels,
orientasinya sangat menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial
semata. Menurut paham ini manusia sebagai makhluk pribadi yang tidak dihargai.
Pribadi dikorbankan untuk kepentingan negara.
Dari kedua
paham tersebut terdapat kelemahannya masing-masing. Individualisme liberal
dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi,
imperialisme, dan kolonialisme, liberalisme mungkin membawa manfaat bagi
kehidupan politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial.
Sosialisme dalam bentuk yang ekstrem, tidak menghargai manusia sebagai pribadi
sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam negara komunis mungkin
terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin.
Negara
indonesia yang berfilsafahkan pancasila, hakikat manusia dipandang memiliki
sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Menurut filsafat pancasila,
manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, yang secara hakikat
bahwa kedudukan manusia sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial.
Bangsa indonesia memiliki prinsip penempatan kepentingan bersama diatas
kepentingan pribadi dan golongan. Demi kepentingan bersama tidak dengan
mengorbankan hak-hak dasar setiap warga negara.
BAB VII
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manusia
sebagai mahluk individu artinya manusia merupakan satu kesatuan antara jasmani
dan rohani. Seseorang dikatakan sebagai individu apabila kedua unsur tersebut
menyatu dalam dirinya.
2. Selain
sebagai makhluk individu juga, manusia adalah makhluk sosial. Salah satunya
dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi
dengan orang lain yang satu sama lain saling membutuhkan. Untuk menjadi pribadi
yang bermakhluk sosial setiap individu dihadapkan dengan sosialisasi, yaitu
suatu proses dimana seseorang belajar menjadi seorang anggota yang
berpartisipasi dalam masyarakat.
3. Adapun yang
dimaksud masyarakat setempat atau komunitas berbeda dengan masyarakat.
Masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih luas, sedang masyarakat setempat lebih
terbatas dan juga dibatasi oleh kawasan tertentu. Namun ditinjau dari aktivitas
hubungannya dan persatuannya lebih erat pada masyarakat setempat dibandingkan
dengan masyrakat.
4. Manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial selalu dihadapkan oleh dua
kepentingan yaitu kepentingan individu dan sosial. Persoalan pengutamaan
kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang
berkembang yaitu pandangan individualisme dan pandangan sosialisme. Sebetulnya
kedua kepentingan tersebut tidak dapat dipisahkan dan bukanlah pilihan.
B. Saran
Sejalan
dengan kesimpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
1. Setiap
individu hendaknya sadar bahwa mereka adalah sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial, sehingga mereka mampu menghargai satu sama lain dalam arti
tidak mengambil hak orang lain ketika bertindak sebagai makhluk sosial dan
sebaliknya.
2. Dalam upaya
pendidikan hendaknya para pendidik harus menghormati keindividualitasan,
karakteristik, keunikan dan kepribadian anak. pendidikan tidak boleh memaksa
anak untuk mengikuti dan menuruti segala kehendaknya, karena dalam diri anak
ada suatu prinsip pembentukan dan pengembangan yang ditentukan oleh dirinya
sendiri.
3. Pembentukan
proses sosialisasi pada anak dalam interaksi sosial hendaknya harus didukung
oleh semua pihak. Keluarga, lingkungan masyarakat juga tenaga pendidik harus
membantu menstimulasinya.
4. Kesempatan berinteraksi
akan sangat dibutuhkan oleh anak dalam bersosialisasi dengan orang lain.
Hendaknya kita sebagai calon guru dan calon ibu harus sadar bahwa
pemberitahuan, pemberian contoh dan pembiasaan sangat penting dan dibutuhkan
dalam bersosialisasi dengan orang lain dimasyarakat.