Makalah
ASAS,
LANDASAN DAN PILAR PENDIDIKAN
DI SUSUN
OLEH
MAHRIFAT ISMAIL
451417011
PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2017
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah,
merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada Allah STW, yang
karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul "ASAS, LANDASAN DAN PILAR
PENDIDIKAN"
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi di beberapa reverensi dan waktu tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggung jawabkan hasilnya. Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang telah membantu saya dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi di beberapa reverensi dan waktu tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggung jawabkan hasilnya. Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang telah membantu saya dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang .....................................................................................
B.
Rumusan
Masalah ................................................................................
C.
Tujuan
Penulisan ..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
Asas
pendidikan....................................................................................
B.
Landasan pendidikan............................................................................
C.
Pilar
pendidikan....................................................................................
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Sebelum pola
pikir manusia berkembang pesat, terutama pemahaman filosofis
terhadap kehidupan alamiah manusia serta berbagai pandangan tentang alam jagat
raya ini. Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk yang selalu ingin tahu
terhadap seluruh kehidupan yang dijalaninya. Manusia juga mempunyai rasa ingin
tahu terhadap rahasia alam, mencoba menjawab dengan menggunakan pengamatan dan
penggunaan pengalaman, tetapi hal itu sering tidak terjawab secara memuaskan.
Sehingga dalam hal ini timbul pengetahuan baru yang muncul dari kombinasi
antara pengalaman dan kepercayaan.
Secara sederhana perkembangan rasa ingin tahu ini dimulai
dengan pertanyaan what “apa” tentang sesuatu kemudian dilanjutkan dengan how
kemudian why. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya
merupakan dasar dai perkembangan ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat
diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Ilmu ini terus
berkembang sejalan dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu, terutama
tentang benda yang ada disekelilingnya, alam jagad raya, bahkan dirinya
sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami serta menjelaskan gejala-gejala
yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu manusia tersebut membuat mereka
mencari jalan keluar dari setiap apa yang terjadi.
Pola pikir manusia
dalam beberapa hal tidak terlepas dari simbol dan idiom-idiom budaya yang
dimitoskan. Pemanfaatan simbol dan idiom cenderung dijadikan sebagai pengikat
atau keterkaitan batiniah seseorang dengan nenek moyang sebagai salah satu
pembentukan jati diri bangsa yang merupakan kekayaan budaya yang efektif untuk
dipakai sebagai pelajaran terutama yang berkaitan dengan nilai moral.
Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna di antara
makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Yang menjadikan alasan manusia adalah makhluk
yang paling sempurna diantara makhluk lainnya karena manusia mempunyai akal dan
pikiran. Itulah yang membedakan kita sebagai manusia berbeda dengan makhluk
penghuni bumi yang lain.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan asas asas pendidikan?
2. Apa saja
landasan pendidikan?
3. Apa saja
pilar pilar pendidikan?
C.
Tujuan
penulisan
1. Mengetahui
asas asas pendidikan
2. Mengetahui
landasan pendidikan
3. Mengetahui
pilar pilar pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Asas-asas
pendidikan
Asas-asas pendidikan merupakan
sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap
perancangan mauupun pelaksanaan pendidikan. Indonesia, terdapat beberapa asas
pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu.
Diantar asas tersebut adalah asas Tut Wuri Handayani, Asas belajar sepanjang
hayat, dan asas kemandirian dalam belajar.
1.
Asas Tut Wuri
Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sistem among perguruan. Asas yang di kumandangkan
oleh ki hajar dwantara ini kemudian
dikembangkan oleh Drs. R.M.P sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan
lagi, yaitu ing ngarso sung sung tulodo dan ing madyo mangun karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas
yaitu:
·
Ing ngarso sung tulodo (jika didepan memberi contoh)
·
Ing madyo mangun karso (jika ditengah-tengah memberi
dukungan dan semangat)
·
Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
2.
Asas Belajar
Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning)
merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life
long education). Kurikulum yang dapat merancang dan diimplementasikan dengan
memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horizontal.
·
Dimensii Vertikal dari kurikulum sekolah meliputi
keterkaitan dan kesinambungan antar
tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di
masa depan.
·
Dimensi Horizontal dari kurikulum sekolah yaitu
keterkaitan antara pengalaman belajar di luar sekolah.
3.
Asas Kemandirian
Dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin
dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan
guru, namun guru selalu siap untuk ulur tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran
utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan
peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sistem CBSA
(Cara Belajar Siswa Aktif).
B. Landasan-landasan
pendidikan
1.
Landasan Filosofis
a.
Pengertian landasan filosofis
Landasan filosofis berasal dari
pandangan-pandangan dalam filsafat
pendidikan, menyangkut
keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakikat
kemanusiaan, dan kehidupan tentang yang lebih baik. Aliran filsafat yang kita
kenal saat ini adalah idialisme, realisme, perenialisme, esensialisme,
pragmatisme, progrivisisme dan ektensialisme.
1.
Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan
pelajaran teorik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
2.
Perenialisme
Perenialisme adalah aliran pendidikan yang mengutamakan
bahan ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada
kebaikan uneversal.
3.
Pragmatisme dan progresifme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala
sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini
melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.
4.
Rekontruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang
menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai
pelopor perubahan masyarakat.
b.
Pancasila sebagai lendasan filosofis sistem pendidikan nasional
Pasal 2 UU RI No.2 tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan
nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Sedangkan ketetapan MPR RI No.
II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa pancasila adalah jiwa seluruh
rakyat indonesia, kepribadian bangsa indonesia, pandangan hidup bangsa indonesia, dan dasar negara indonesia.
2.
Landasan Sosiologis
Dasar sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik
masyarakat. Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial
dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan.
3.
Landasan kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan
dapat dilestarikan/dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari
generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara formal maupun informal.
4.
Landasan psikologis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsi-pinsip belajar dan perkembangan
anak. Pemahaman tarhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek
kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan.
Sebagai
implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta
didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu
berhati-berhati dalam menetukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan
garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar yang
digariskan.
5.
Landasan ilmiah dan
teknologis
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk
mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan
pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan
haruslah mendapat perhatian yag proporsional dalam bahan ajaran, dengan
demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut
menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjuntnya
pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengemabangan
iptek tersebut.
C. Pilar-pilar
pendidikan
Ada enam pilar pendidikan
yang direkomendasikan UNESCO yang dapat digunakan sebagai prinsip pembelajaran
yang bisa diterapkan di dunia pendidikan.
1. Learning to Know
Learning
to know bukan sebatas mengetahui dan memiliki materi informasi
sebanyak-banyaknya, menyimpan dan mengingat selama-lamanya dengan
setepat-tepatnya, sesuai dengan petunjuk’petunjuk yang telah diberikan, namun
juga kemampuan dalam memahami makna di balik materi ajar yang telah
diterimanya. Dengan learning to know, kemampuan menangkap peluang untuk
melakukan pendekatan ilmiah diharapkan bisa berkembang yang tidak hanya melalui
logika empirisme semata, tetapi juga secara transendental, yaitu kemampuan
mengaitkannya dengan nilai-nilai spiritual.
2. Learning to Do
Learning
to do merupakan konsekuensi dari learning to know. Kelemahan model pendidikan
dan pengajaran yang selama ini berjalan adalah mengajarkan “omong” (baca:
teori), dan kurang menuntun orang untuk “berbuat” (praktek). Semangat retorika
lebih besar dari action. Yang dimaksud learn¬ing to do bukanlah kemampuan
berbuat mekanis dan pertukangan tanpa pemikiran. Dengan demikian, peserta didik
akan terus belajar bagaimana memperbaiki dan menumbuhkembangkan kerja, juga
bagai¬mana mengembangkan teori atau konsep intelektualitasnya.
3. Learning to Be
Melengkapi
learning to know dan learning to do, Robinson Crussoe berpendapat bahwa manusia
itu hidup sendiri tanpa kerja sama atau saling tergantung dengan manusia lain.
Manusia di era sekarang ini bisa hanyut ditelan masa jika tidak berpegang teguh
pada jati dirinya. Learning to be akan menuntun peserta didik menjadi ilmuwan
sehingga mampu menggali dan menentukan nilai kehidupannya sendiri dalam hidup
bermasyarakat sebagai hasil belajarnya.
4. Learning to Live Together
Learning
to live together ini merupakan kelanjutan yang tidak dapat dielakkan dari
ketiga poin di atas. Oleh karena itu, premis ini menuntut seseorang untuk hidup
bermasyarakat dan menjadi educated person yang bermanfaat baik bagi diri dan
masyarakatnya maupun bagi seluruh umat manusia.
5. Learning How to Learn
Sekolah
boleh saja selesai, tetapi belajar tidak boleh berhenti. Pepatah, “Satu masalah
terjawab, seribu masalah menunggu untuk dijawab”, seakan sudab menjadi hal yang
tidak bisa dihindarkan dalam kehidupan yang serba modern ini. Oleh karena itu,
Learning How to Leam akan membawa peserta didik pada kemampuan untuk dapat
mengembangkan strategi dan kiat belajar yang lebih independen, kreatif,
inovatif, efektif, efisien, dan penuh percaya diri, karena masyarakat baru
adalah learning society atau knowledge society. Orang-orang yang mampu
menduduki posisi sosial yang tinggi dan penting ada¬lah mereka yang mampu
belajar lebih lanjut.
6. Learning Throughout Learn
Perubahan
dan perkembangan kehidupan berjalan terus menerus yang semakin keras dan rumit.
Oleh karena itu, tidak ada jalan lain kecuali harus belajar terus menerus
sepanjang hayat. Learning Throughout Life ini menuntun dan memberi pencerahan
pada peserta didik bahwa ilmu bukanlah hasil buatan manusia, tetapi merupakan
hasil temuan atau hasil pencarian manusia. Karena ilmu adalah ilmu Tuhan yang
tidak terbatas dan harus dicari, maka upaya mencarinya juga tidak mengenal kata
berhenti.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Asas-asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan mauupun pelaksanaan pendidikan.
Landasan filosofis berasal dari pandangan-pandanga dalam filsafat pendidika,
menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan tentang sumber nilai,
hakikat kemanusiaan, dan kehidupan tentang yang lebih baik. Ada
enam pilar pendidikan yang direkomendasikan UNESCO yang dapat digunakan sebagai
prinsip pembelajaran yang bisa diterapkan di dunia pendidikan.Learning to Know, Learning to Do, Learning to
Be, Learning to Live Together, Learning How to Learn, Learning Throughout
Learn.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar