Makalah
HAKIKAT
GEOGRAFI
DI SUSUN
OLEH
MAHRIFAT
ISMAIL
PRODI
PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU
DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS
NEGERI GORONTALO
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dalam
bidang studi Biologi Lingkungan yang bertemakan “Keanekaragaman Hayati
(Biodiversitas) “.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari sempurna dan juga masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu,
kritik, gagasan dan saran selalu penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan
serta harapan semoga tulisan sederhana ini semoga dapat diterima dan bermanfaat
bagi semua pembaca. Khususnya bagi mahasiswa-mahasisiwi Fakultas Keguruaan dan
Ilmu Pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengembangan keterampilan
kependidikan demi terciptanya pendidik professional
Atas semua ini kami mengucapkan
terimakasih bagi segala pihak yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................
A. LATAR BELAKANG MASALAH.....................................................................
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................
C.
TUJUAN.............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)...................
B. TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI...................................................
C. KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA.........................................
D. MANFAAT DAN NILAI KEANEKARAGAMAN HAYATI...........................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
A. KESIMPULAN...................................................................................................................
B. SARAN................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
MASALAH
Kita ketahui bahwa Indonesia dikenal sebagai
salah satu negara yang memiliki keaneka ragaman hayati tertinggi didunia. Di
dunia ini tidak ada dua individu yang benar-benar sama. Setiap individu
memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda sehingga menunjukkan adanya
keanekaragaman makhluk hidup di Bumi ini. Kekhasanan dan tingginya tingkat
keanekaragaman makhluk hidup sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup umat
manusia. Keanekaragaman makhluk hidup yang ada di Bumi ini disebut sebagai
keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati
(biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan
variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah. Keanekaragaman hayati
melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan
sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen,
tingkatan spesies, maupun tingkatan ekosistem. Gampangnya, keanekaragaman
hayati adalah semua jenis perbedaan antar mahkluk hidup.
Definisi yang lain
menyatakan bahwa biodiversitas sebagai diversitas kehidupan dalam semua
bentuknya, dan pada semua level organisasi. Dalam semua bentuknya menyatakan
bahwa biodiversitas mencakup tumbuhan, binatang, jamur, bakteri dam
mikroorganisme yang lain. Semua level organisasi menunjukkan bahwa biodiversitas
mengacu pada diversitas gen, speses dan ekosistem.
Keanekaragaman hayati
adalah keanekaragaman makhluk hidup yangmenunjukkan keseluruhan variasi gen,
spesies dan ekosistem di suatu daerah. Adadua faktor penyebab keanekaragaman
hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar.
Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya terhadap
morfologiorganisme. Sebaliknya, faktor luar relatif stabil pengaruhnya terhadap
morfologi organisme. Keanekaragaman hayati dapat terbentuk karena adanya
keseragaman dan keanekaragaman untuk sifat atau ciri makhluk hidup.
Keanekaragam hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan. Saat ini
tekanan terhadap keanekaragaman hayati makin tinggi. Kemajuan tekhnologi telah
mengubah fungsi berbagai flora dan fauna sebagai hasil hutan. Akibatnya dimasa
mendatang diramalkan degradasi lingkungan makin tinggi. Oleh karena itu
keaekaragaman hayati perlu dilestarikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang
dimaksud dengan keanekaragaman hayati
atau biodiversitas?
2. Bagaimanakah
tingkatan dalam keanekaragaman hayati?
3. Bagaimana
dengan keanekaragaman hayati di
Indonesia?
4. Apa saja
manfaat dan nilai yang terkandung dalam keanekaragaman hayati?
C. TUJUAN
Makalah ini
selain disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biolingkungan, juga untuk
menambah wawasan atau pengetahuan kita mengenai konsep, tingkatan
keanekaragaman hayati,biodiversitas di Indonesia serta mengetahui dan
merealisasikan manfaat dan nilai yang terkandung dalam keanekaragaman hayati.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep
Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas)
Keanekaragaman adalah semua kumpulan benda yang bermacam-macam, baik
ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Hayati yaitu menunjukkan sesuatu
yang hidup. Jadi keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk
hidup (organisme) penghuni biosfer. Keanekaragaman hayati disebut juga
“Biodiversitas”. Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat
terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur,
penampilan dan sifat-sifat lainnya.
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan
keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Ada dua faktor
penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor
genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi
organisme. Sebaliknya, faktor luar relatif stabil pengaruhnya terhadap
morfologi organisme. Lingkungan atau faktor eksternal seperti makanan, suhu,
cahaya matahari, kelembaban, curah hujan dan faktor lainnya bersama-sama faktor
menurun yang diwariskan dari kedua induknya sangat berpengaruh terhadap fenotip
suatu individu. Dengan demikian fenotip suatu individu merupakan hasil
interaksi antara genotip dengan lingkungannya Keanekaragaman hayati dapat
terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah
sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk bersel satu hingga mahluk
bersel banyak dan tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat
interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem. Keanekaragam
hayati merupakan ungkapan pernyataan terdapatnya berbagai macam variasi,
bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan
ekosistem, tingkatan jenis dan tingkatan genetik.
Keanekaragaman
hayati menurut UU no 50 tahun 1994 adalah keanekaragaman diantara makhluk hidup
dari semua sumber yang termasuk diantaranya dataran, ekosistem ekuatik lain,
serta komplek-komplek ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya,
mencakup keanekaragaman dalam spesies , antara spesies dan ekosistem.
B. Tingkat
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman
hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme
tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Secara garis besar, keanekaragaman hayati
terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu:
1. Keanekaragaman Hayati
Tingkat Gen
Keanekaragaman gen merupakan sifat yang terdapat dalam satu jenis. Dengan
demikian tidak ada satu makhluk pun yang sama persis dalam penampakannya.
dengan tekhnik budaya semakin banyak jenis tumbuhan hasil rekayasa genetik
seperti padi, jagung, ketela, semangka tanpa biji, jenis-jenis mangga, dan
sebagainya. Yang membuat variasi tadi adalah :
Rumus : F = G +
L
F = fenotip
G = genotip
L = lingkungan
Jika G berubah
karena suatu hal (mutasi dll) atau L berubah maka akan terjadi perubahan di F.
Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya variasi tadi.
Perlu kita ketahui bahwa perangkat genetik
mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, dua individu memiliki
perangkat gen yang sama hidup dilingkungan yang berbeda maka kedua individu
tersebut dapat saja memunculkan ciri dan sifat yang berbeda. Keadaaan
sebaliknya dapat juga terjadi dua individu yang memiliki perangkat gen yang
berbeda, tetapi hidup dilingkungan yang sama dapat memunculkan ciri yang sama.
Hal ini terlihat jelas bahwa dalam spesies yang sama dapat terjadi
keanekaragaman susunan gen sehingga memunculkan variasi antara individu. Begitu
banyak kemungkinan susunan gen pada setiap individu dalam satu spesies,
menyebabkan tidak adanya individu yang benar-benar sama dalam segala hal,
sekalipun saudara kembar. Keanekaragam inilah yang disebut sebagai
keanekaragaman individu yang terjadi akibat keanekaragaman pada tingkat
genetik.
2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis (Spesies)
Perbedaan-perbedaan pada berbagai spesies
makhluk hidup di suatu tempat disebut keanekaragaman
spesies. Biasanya dijumpai pada suatu tempat yang dihuni kumpulan makhluk hidup dari berbagai spesies
(komunitas). Keanekaragaman ini lebih mudah diamati
daripada Keanekaragaman gen. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat
ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk
kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba.Misalnya: variasi dalam satu famili antara
kucing dan harimau. Mereka termasuk dalam satu famili(famili/keluarga Felidae)
walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat.
3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap
unit biosistem yang
melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan
fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan
terjadi suatu siklus materi antara
organisme dan anorganisme. Matahari
sebagai sumber dari semua energi yang ada. Dalam ekosistem, organisme dalam
komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem.
Semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya
yang berupa faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik meliputi berbagai jenis
makhluk hidup lain, sedangkan yang termasuk faktor abiotik adalah iklim,
cahaya, suhu, air, tanah, kelembapan, dan sebagainya. Baik faktor biotik maupun
abiotik sangat bervariasi. Oleh karena itu, ekostem yang merupakan kesatuan
dari biotik dan abiotik pun bervariasi pula.
Didalam ekosistem,
komponen biotik harus dapat berinteraksi dengan komponen biotik lainnya dan
juga dengan komponen abiotik agar tetap bertahan hidup. Jadi, interaksi antar
organisme didalam ekosistem ditentukan oleh komponen biotik dan abiotik yang
menyusunnya.Komponen biotik sangat beranekaragam dan komponen abiotik berbeda
kulitas dan kuantitasnya, perbedaan komponen-komponen penyusun tersebut
mengakibatkan perubahan dari interaksi yang ada sehingga menciptakan ekosistem
yang berbeda pula. Jadi jelaslah bahwa keanekaragaman hayati pada tempat yang
berlainan akan menyusun ekosistem yang berbeda.
Di bumi ada
bermacam-macam ekosistem, yaitu ekosistem alam dan buatan. Secara garis besar
ekosistem alam dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
1. Ekosistem Darat (Terestrial)
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.
Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat yaitu
sebagai berikut.
a.
Bioma Gurun
Gurun dan setengah
gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia
Barat. Karakteristik dari
bioma ini yaitu curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun. Perbedaan suhu siang
hari dengan malam hari sangat tinggi (siang dapat mencapai 45 C, malam dapat
turun sampai 0 C). Vegetasi di daerah gurun di dominasi oleh
tanaman kaktus, sukulen, dan berbagai tanaman xerofit. Hewan yang menghuni daerah gurun umumnya adalah serangga, hewan pengerat,
ular dan kadal. Contoh bioma gurun adalah Gurun Sahara di Afrika, Gurun Gobi di
Asia, Gurun Anzo Borrega di Amerika.
b. Bioma Padang Rumput
Bioma padang rumput terbentang
dari daerah tropika sampai ke sub
tropika.Ciri-ciri bioma padang
rumput yaitu curah hujan 25 - 50 cm per tahun dan hujan turun tidak
teratur. Vegetasi yang mendominasi adalah rerumputan. Hewannya adalah bison,
Zebra, kanguru, singa, harimau, anjing liar, ular, rodentia, belalang dan
burung. Contoh bioma padang rumput antara lain Amerika Utara, Rusia, Afrika
Selatan, Asia dan Indonesia (Sumbawa).
c. Bioma Hutan
Hujan Tropis
Bioma ini
berada di daerah tropik, yaitu di Indonesia, India, Thailand, Brazil, Kenya,
Costa Rica, dan Malaysia. Curah hujan tinggi yaitu 200 – 255 cm per tahun,
matahari bersinar sepanjang tahun. Jenis tumbuhan sangat banyak dan
komunitasnya sangat kompleks. Tumbuhan tumbuh dengan subur, tinggi, serta
banyak cabang dengan daun yang lebat sehingga membentuk tudung atau kanopi.
Tumbuhan khas adalah kelompok liana, yaitu tumbuhan yang merambat, misalnya
rotan, dan tumbuhan epifit yaitu tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain,
misalnya anggrek. Binatang yang menghuni hutan hujan tropik adalah berbagai
macam burung, kera, babi hutan, tupai, macan, gajah, dan rusa dan hewan yang
bersifat nokturnal.
d.
Bioma Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat
di daerah subtropik di Eropa Barat, Korea, Jepang utara, dan Amerika Timur.
Bioma ini memiliki curah hujan 75 – 100 cm per tahun. Mempunyai 4 musim: musim
panas, musim dingin, musim gugur dan musim semi. Keanekaragaman jenis tumbuhan
lebih rendah daripada bioma hutan tropis. Tumbuhan yang ada terutama mapel,
oak, beech, yang selalu menggugurkan daunnya pada musim gugur. Hewan-hewan yang
umum adalah rusa, beruang, dan rubah, racoon, burung pelatuk, dan serangga.
e. Bioma Taiga
Taiga
terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, misalnya di
Rusia dan Eropa Utara, Kanada, dan Alaska. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan
hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer (pohon spruce,
alder, dan birch), pinus, dan
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, Hewannya antara lain
moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada
musim gugur.
f. Bioma Tundra
Tundra terdapat
di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat
di puncak-puncak gunung
tinggi. Daerah ini beriklim kutub, sehingga selalu tertutup salju. Pertumbuhan
tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Tumbuhan yang ada terutama adalah lumut
Sphagnum dan lumut kerak. Tumbuhan tahunan hampir tidak ada. Hewan-hewan yang
ada adalah beruang kutub, burung, nyamuk, lalat hitam, serigala kutub, reinder,
dan caribou bull (sebangsa rusa).
g. Bioma Karst
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di
wilayah Yugoslavia. Kawasan karst
di Indonesia rata-rata
mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif
terhadap erosi, mudah
longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban
dan didominasi oleh pori-pori mikro. Contoh bioma Karst
terdapat di daerah Gunung Kidul.
2. Ekosistem Perairan
(Akuatik)
a. Ekosistem Air Tawar
Ekosistem
air tawar memiliki kadar garam rendah. Air tawar memiliki kemampuan menyerap
panas dari cahaya matahari sehingga perubahan suhu tidak terlalu besar.
Berdasarkan ada tidaknya arus, ekosistem air tawar dibedakan menjadi ekosistem
lentik (air tidak mengalir) misalnya danau, kolam, rawa, serta ekosistem lotik
(air mengalir) misalnyasungai.Tumbuhan yang menghuni lingkungan perairan tawar
meliputi tumbuhan yang berukuran besar (makrohidrofita) serta tumbuhan yang
berukuran kecil, yaitu ganggang. Tumbuhan biji di ekosistem air tawar misalnya
teratai dan eceng gondok. Sedangkan tumbuhan yang berukuran mikroskopik
misalnya ganggang biru, ganggang hijau, dan diatomae. Hewan yang menghuni air
tawar adalah udang-udangan, ikan, dan serangga.
b.
Ekosistem Air Laut
Bioma air
laut luasnya lebih dari dua pertiga permukaan bumi. Bioma air laut kurang
terpengaruh oleh perubahan iklim dan cuaca. Ciri khas air laut adalah mempunyai
kadar garam yang tinggi. Kadar garam rata-rata air laut adalah 35 ppm (part per
million). Di daerah khatulistiwa kadar garamnya lebih tinggi daripada di daerah
yang jauh dari khatulistiwa.Organisme laut memiliki pola adaptasi terhadap
tekanan osmosis sir laut yang tinggi dengan cara yang berlawanan dengan
organisme air tawar.
c. Ekosistem Estuari
Estuari (muara)
merupakan wilayah perairan tempat pertemuan antara
sungai dan laut atau disebut muara sungai. Muara sungai disebut pantai lumpur.
Estuari mempunyai ciri berair payau dengan tingkat salinitas di antara air tawar dan laut. Vegetasi didominasi oleh tumbuhan bakau dan rumput laut. Beberapa organisme laut melakukan perkembangbiakan di wilayah ini seperti ikan, ganggang, dan fitoplankton, udang dan moluska yang dapat dimakan. Estuari banyak terdapat di wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Nutrien dari sungai memperkaya daerah estuari.
Estuari mempunyai ciri berair payau dengan tingkat salinitas di antara air tawar dan laut. Vegetasi didominasi oleh tumbuhan bakau dan rumput laut. Beberapa organisme laut melakukan perkembangbiakan di wilayah ini seperti ikan, ganggang, dan fitoplankton, udang dan moluska yang dapat dimakan. Estuari banyak terdapat di wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Nutrien dari sungai memperkaya daerah estuari.
d. Ekosistem Pantai
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam)
yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut
tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut
sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga
terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang
dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin. Dinamakan
demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang
tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar
dan berdaun tebal.
e. Ekosistem Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke
satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan
makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air.
Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Komposisi
komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak
sungai sering dijumpai ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan lele dan
gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kurakura dan ular. Khusus
sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
f. Ekosistem Terumbu Karang
Di laut tropis, pada
daerah neritik, terdapat suatu komunitas khusus yang terdiri dari karang batu
clan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah
komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat
berlangsung.
Terumbu karang
didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang
mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacam-macam
bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan
ganggang.Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan
sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikroorganisme, dan ikan hidup di
antara karang clan ganggang. Herbivor seperti siput, landak laut, ikan, menjadi
mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivor.
g. Ekosistem Laut Dalam
Merupakan zona pelagik laut. Ekosistem ini
berda pada kedalaman 76000 m dari permukaan laut. Sehingga tidak ada lagi
cahaya matahari, oleh karena itu produsen utama di ekosistem ini merupakan
organisme kemoautrotof. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat
mengeluarkan cahaya (bioluminisensi). Sebagai produsen terdapat bakteri yang
bersimbiosis dengan karang tertentu.
h. Ekosistem Lamun
Lamun atau seagrass adalah satu‑satunya
kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh‑tumbuhan
ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal.
3. Ekosistem
Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang
diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan
subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh
manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah:
f. Ekosistem ruang
angkasa.
C. Keanekaragaman
hayati di Indonesia
1.
FLORA:
Alfred Russel Wallace mengemukakan konsep tentang garis Wallace, yaitu
garis khayal yang membagi dua wilayah berdasarkan perbedaan kelompok tumbuhan
dan hewan. Sedangkan Weber (Zoolog dari Jerman), mengamati bahwa hewan-hewan
yang berada di Sulawesi tidak sepenuhnya seperti hewan di Australia tetapi
mirip pula hewan dari daerah Oriental. Sehingga Weber menyatakan Sulawesi merupakan
wilayah peralihan antara Oriental dan Australia (peralihan daerah Barat dan
Timur). Indonesia termasuk dalam Indo Malesiana yang terdiri atas Indonesia,
Filipina, Semenanjung Malaya, dan Papua Nugini. Contoh tanamannya : rotan,
jati, cendana, kayu hitam, meranti, anggrek, mahoni dan lain-lain. Sedangkan
Indo Autralia terdapat hutan kayu putih, sagu, matoa dll. Memiliki Tumbuhan (Flora) Bertipe Malesiana Malesiana merupakan suatu
kawasan botani dunia yang meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua nugini,
dan kepulauan Solomon. Misalnya pohon kayu ramin yang tersebar di Sumatra,
Kalimantan dan Maluku.
2.
FAUNA :
1.
Wilayah Indonesia Barat (Oriental) :
a.
Mamalia berukuran besar.Misalnya : gajah Sumatra (Elephas
maximus sumatrensis), banteng (Bos sondaicus), harimau sumatra (Panthera
tigris sondaicus)
b.
Banyak jenis primata.Misalnya : orang utan sumatra (Pongo
pygmaeus obelii), orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus pygmaeus),
kera (Macaca fascicularis)
c.
Warna bulu burung kurang menarik dan tidak
beragam.Misalnya : burung Rangkong (Rhinoplax vigil), murai (Myophoneus
sp)
d.
Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Contoh : gajah, badak,
harimau, kera, siamang, orang utan.
2. Wilayah Indonesia Timur (Australia) :
a.
Mamalia berukuran lebih Kecil.
b.
Memiliki mamalia berkantong. Misalnya walabi kecil (Dorcopsulus)vanheurni),
walabi semak (Thylogale bruijni), kanguru pohon (Dendrolagus ursinus)
c.
Warna bulu burung lebih menarik dan beragam.Misalnya
burung cendrawasih (Paradisaea minor), burung kasuari (Casuarius
casuarius)
d.
Terdapat di Papua dan sekitarnya. Contoh : kanguru,
koala, kakatua, cendrawasih, kasuari, nuri dll.
3. Wilayah Indonesia Tengah (peralihan) :
a.
Pada daerah peralihan atau transisi Oriental-Australis
(Sulawesi dan Nusa Tenggara) terdapat hewan-hewan dengan ciri khas tersendiri.
Misalnya : komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Komodo (NTT), babi rusa
(Babyrousa babyrussa), anoa (Bubalus depressicornis), dan burung
maleo (Macrocephalon maleo) di Sulawesi
b.
Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Contoh : kalong,
kuda, tapir, anoa, tarsisius, babirusa, dan komodo.
3.
Memiliki Hewan Dan Tumbuhan Endemik
Di Indonesia terdapat jenis hewan dan tumbuhan endemik yang tidak terdapat
di negara- negara lain. Beberapa contoh
hewan tersebut adalah komodo di pulau komodo badak bercula satu di ujung kulon
– banten. Dan contoh tumbuhannya yaitu bunga raflesia di hutan bengkulu dan
matoa di Papua.
4.
Memiliki Tumbuhan Dan Hewan Berstatus Langka
• Hewan Langka :
1.
Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis)
2.
Harimau sumatra (Panthera tgris sumatrae)
3.
Tapir (Tapirus indicus)
4.
komodo (Varanus komodoensis)
• Tumbuhan Langka :
1.
Matoa (Pometia pinnata)
2.
Gandaria (Bouea macrophylle)
3.
Badali (Raermachera gigantea)
4.
Sawo kecik (Manilkara kauki)
Bendo (Artrocarpus elasticus
D.
Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati
1. Sebagai Sumber Pangan, Perumahan, dan Kesehatan
Kehidupan manusia
sangat bergantung pada keanekaragaman hayati. Hewan dan tumbuhan yang kita
manfaatkan saat ini (misalnya ayam, kambing, padi, jagung) pada zaman dahulu
merupakan hewan dan tumbuhan liar, yang kemudian dibudidayakan karena memiliki
sifat-sifat unggul yang diharapkan manusia. Misalnya: ayam dibudidayakan karena
menghasilkan telur dan daging. Padi dibudidayakan karena menghasilkan beras.
Hal ini seperti yang tertulisa dalam firman Allah dalam Al-Qur’an surat Abasa
ayat 24-34 diperoleh pengertian bahwa manusia dapat mengambil manfaat dari
tumbuh-tumbuhan tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
2. Sebagai Sumber Plasma Nutfah
Beberapa jenis hewan,
tumbuhan, dan mikroba yang saat ini belum diketahui kegunaannya tidak perlu
dimusnahkan, karena mungkin saja di masa yang akan datang akan memiliki peranan
yang sangat penting. Misalnya: tanaman mimba (Azadirachta indica). Dahulu
tanaman ini hanya merupakan tanaman pagar, tetapi saat ini diketahui mengandung
zat azadiktrakhtin yang memiliki peranan sebagai anti hama dan anti bakteri.
Adapula jenis ganggang yang memiliki kendungan protein tinggi, yang dapat
digunakan sebagai sumber makanan masa depan misalnya Chlorella. Buah pace
(mengkudu) yang semula tidak dimanfaatkan, sekarang diketahui memiliki khasiat
untuk meningkatkan kebugaran tubuh, mencegah dan mengobati penyakit tekanan
darah. Di hutan atau lingkungan kita, masih terdapat tumbuhan dan hewan yang
belum dibudidayakan, yang mungkin memiliki sifat-sifat unggul. Itulah sebabnya
dikatakan bahwa hutan merupakan sumber plasma nutfah (sifat-sifat
unggul).
3. Manfaat Ekologi
Selain berfungsi untuk
menunjuang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam
mempertahankan keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis organisme memiliki
peranan dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh jenis yang
lain. Misalnya: burung hantu dan ular di ekosistem sawah merupakan pemakan
tikus. Jika kedua pemangsa ini dilenyapkan oleh manusia, maka tidak ada yang
mengontrol populasi tikus. Akibatnya perkembangbiakan tikus meningkat cepat dan
di mana-mana terjadi hama tikus.
Tumbuhan merupakan penghasil zat organik dan oksigen, yang dibutuhkan oleh
organisme lain. Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat membentuk humus, menyimpan
air tanah, dan mencegah erosi. Keanekaragaman yang tinggi memperkokoh
ekosistem. Ekosistem dengan keanekaragaman yang rendah merupakan ekosistem yang
tidak stabil. Bagi manusia, keanekaragaman yang tinggi merupakan gudang sifat-sifat
unggul (plasma nutfah) untuk dimanfaatkan di kemudian hari.
4. Manfaat Keilmuan
Keanekaragaman hayati
merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang sangat berguna untuk
kehidupan manusia.
5. Manfaat Keindahan
Keindahan alam tidak
terletak pada keseragaman tetapi pada keanekaragaman. Berbagai jenis tumbuhan
digunakan untuk tanaman hias. Beberapa jenis hewan juga dimanfaatkan manusia
karena keindahan atau kemerduan suaranya, misalnya burung.
6. Konservasi (Perlindungan) Keanekaragaman Hayati
Konservasi
keanekaragaman hayati atau biodiversitas sudah menjadi kesepakatan
internasional. Objek keanekaragaman hayati yang dilindungi terutama kekayaan
jenis tumbuhan (flora) termasuk di dalmnya lumut dan paku-pakuan dan kekayaan
jenis hewan (fauna) serta mikroorganisme misalnya bakteri, jamur.
Tempat perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia telah diresmikan
oleh pemerintah. Lokasi perlindungan tersebut misalnya berupa Taman Nasional,
Cagar Alam, Hutan Wisata, Taman Hutan Raya, Taman Laut, Wana Wisata, Hutan
Lindung, dan Kebun Raya. Tempat-tempat tersebut memiliki makna yang
berbeda-beda meskipun fungsinya sama yaitu untuk tujuan konservasi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam.
Keanekaragaman makhluk hidup tersebut disebut dengan sebutan keanekaragaman
hayati atau biodiversitas. Setiap sistem lingkungan memiliki keanekaragaman
hayati yang berbeda. Keanekaragaman hayati ditunjukkan oleh adanya berbagai
variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari makhluk hidup lainnya. Indonesia terletak di daerah tropik
yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan
daerah subtropik dan kutub.
Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan dalam mempengaruhi sifat makhluk hidup.
Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan dalam mempengaruhi sifat makhluk hidup.
Kegiatan manusia dapat menurunkan keanekaragaman
hayati, baik keanekaragaman gen, jenis maupun keanekaragaman lingkungan. Namun
di samping itu, kegiatan manusia juga dapat meningkatkan keanekaragaman hayati
misalnya penghijauan, pembuatan taman kota, dan pemuliaan.Pelestarian
keanekaragaman hayati dapat dilakukan secara in situ dan ex situ.
B.
SARAN
Keanekaragaman
hayati perlu dilindungi dan dilestarikan karena dengan adanya keseimbangan
dalam suatu lingkungan hidup akan menimbulkan interaksi yang baik antara
makhluk yang satu dengan yang lain sehingga alam akan selalu mendukung
kelanjutan kehidupan di muka bumi ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia/ keanekaragaman
hayati - wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas.html
http://www.artikellingkunganhidup.com/pengertian-ekosistem-lingkungan-hidup.html
Saktiyono.2006.Seribu
Pena Biologi SMA Kelas X.Jakarta:Erlangga.
Stone,David.1997.Biodiversity
of Indonesia.Tien Wah Press, Singapore.
Odum,E P,
Samingan T(penerjemah), Dasar – dasar ekologi. Yogyakarta : Gadjah mada
University Press, 1993.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar