Makalah
KONSEP EKOSISTEM
DI
SUSUN
OLEH
MAHRIFAT
ISMAIL
451417011
PRODI
PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN
ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS
NEGERI GORONTALO
2017
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah,
merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada Allah STW, yang
karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan sebuah makalah tentang ”KONSEP EKOSISTEM”
Makalah ini dibuat dengan
berbagai observasi di
beberapa reverensi dan waktu tertentu sehingga
menghasilkan karya yang bisa dipertanggung jawabkan hasilnya. Saya mengucapkan
terima kasih kepada pihak terkait
yang telah membantu saya dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar
pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini. Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa
memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang .....................................................................................
B.
Rumusan
Masalah ................................................................................
C.
Tujuan
Penulisan ..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
Ekosistem..............................................................................................
B.
Adaptasi ...............................................................................................
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Ekosistem adalah
suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi.
Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut
ekologi. Ekologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan
logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal, dan logos artinya ilmu.
Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914).
Ekologi mempunyai pengaruh yang besar
terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat
mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar mahluk hidup dan
dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.
Komponen-komponen pembentuk ekosistem
adalah komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik). Kedua komponen
tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan
yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri
dari ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung di air sebagai komponen biotik,
sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan
oksigen yang terlarut dalam air.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan ekosistem?
2.
Apa satuan hidup ekosistem?
B.
Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang
dimaksud dengan ekosistem
2. Mahasiswa dapat mengetahui satuan hidup
ekosistem
BAB II
PEMBAHASAN
Ekosistem
Ekosistem adalah
suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi.
Ilmu yang mempelajari
ekosistem disebut ekologi. Ekologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani,
yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal,
dan logos artinya ilmu. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst
Haeckel (1834 - 1914).
Ekologi mempunyai
pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana
makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan
antar mahluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
a.
Perpindahan energi dan
materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam
lingkungannya, dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
b.
Perubahan populasi atau
spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya
c.
Terjadi hubungan
antarspesies (interaksi antar spesies) makhluk hidup dan hubungan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya.
Komponen-komponen
pembentuk ekosistem adalah komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup
(abiotik). Kedua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi
membentuk suatu kesatuan yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium,
ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung di air
sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air,
pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.
A.
Satuan-Satuan
Makhluk Hidup Penyusun Ekosistem
Di dalam sebuah
ekosistem juga terdapat satuan-satuan makhluk hidup yang meliputi
individu,populasi, komunitas dan biosfer. Bagian-bagian satuan makhluk hidup
penyusun ekosistem, yaitu;
a.
Individu
Istilah individu
berasal dari bahasa latin,yaitu in yang berarti tidak dan dividus yang
berarti dapat dibagi. Jadi individu adalah makhluk hidup yang berdiri sendiri
yang secara fisiologis bersifat bebas atau tidak mempunyai hubungan dengan
sesamanya. Individu juga disebut satuan makhluk hidup tunggal.
b.
Populasi
Populasi berasal ari
bahasa latin, yaitu populus yang berarti semua orang yang bertempat
tinggal pada suatu tempat. Populasi sering didefinisikan sebagai sekelompok
organisme dari spesies yang sama yang secara kolektif menempati suatu ruang
atau tempat tertentu dan waktu tertentu. Oleh karena itu bila kita membicarakan
populasi kita harus menyebutkan jenis individu (spesies) yang kita bicarakan
dan kita perlu juga menentukan batas-batas waktu dan tempat bahkan kuantitas.
Untuk memahami tentang
hal-hal yang berkaitan dengan populasi kita harus mengenal istilah-istilah yang
dipakai, bahkan karena penelitian tentang populasi menggunakan angka-angka,
maka juga harus mengerti tentang matematika. Istilah-istilah yang dimaksud
misalnya yang dijumpai dalam mempelajari karakteristik populasi. Contoh karakteristik
populasi itu misalnya:
1)
Untuk
menyatakan ukuran/besarnya populasi, pengertian kerapatan populasi (population
density, densitas populasi) banyak dipakai. Kerapatan populasi dapat dinyatakan
dalam jumlah individu/satuan ruang (luas) atau jumlah individu/volume (liter).
2)
Perubahan-perubahan
kepadatan populasi, istilah yang sering digunakan adalah dinamika populasi.
Dalam mempelajari perubahan-perubahan populasi, pengertian kecepatan (rate)
memegang peranan yang sangat penting, misalnya kalau N= jumlah individu dalam
populasi, maka kecepatan pertumbuhan (growth rate) dari populasi
tersebut dapat diumpamakan dalam N/t. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
perubahan pada populasi yaitu angka kelahiran (natalitas), yaitu angka
kelahiran yang dapat menambah besarnya populasi, angka kematian (mortalitas),
yang dapat mengurangi besarnya populasi. Disamping itu faktor-faktor lain
adalah perpindahan masuk (imigrasi) juga dapat menambah populasi dan
perpindahan keluar (emigrasi) dapat mengurangi populasi. Keempat faktor ini
menyebabkan populasi turun naik yang disebut juga dengan fluktuasi populasi.
Berdasarkan
aliran energi yang digunakan dalam setiap komunitas, maka setiap populasi dapat
digolongkan menjadi beberapa macam, yaitu :
1)
Produsen;
yakni jenis makhluk hidup yang berhijau daun yang dapat mengubah energi surya
menjadi energi kimia dalam jaringannya atau atau bisa dikatan bahwa produsen
adalah semua tumbuhan hijau dalam sebuah ekosistem yang dapat menghasilkan
bahan-bahan organik bagi makhluk hidup lainnya.
2)
Konsumen
I; yakni makhluk hidup yg memakan produsen, ini terjadi pada rantai makanan.
Konsumen tingkat satu umumnya herbivora karena produsennya adalah tumbuhan yang
autotrof (tumbuhan yg berfotosintesis) atau dengan kata lain makhluk hidup yang
memperoleh energi langsung dari produsen.
3)
Konsumen
II; yakni makhluk hidup termasuk juga karnivor, ciri organisme yang memakan
herbivore atau makhluk hidup yang memperoleh makanan dari konsumen tingkat I.
4)
Konsumen
III; yakni makhluk hidup karnivor pemakan karnivor lainnya. Namun ada organisme
yang secara fungsional termasuk konsumen I, II dan III misalnya manusia.
5)
Parasit;
yakni makhluk hidup yang untuk kelangsungan hidupnya menggantungkan sebagian
atau seluruh sumber energinya pada tumbuhan lain (disebut tumbuhan inang) dan
mengakibatkan inangnya mengalami kekurangan energi.
6)
Pemakan
bangkai; makhluk hidup yang memakan tubuh makhluk hidup lain yang sudah
membusuk.
7)
Pengurai;
adalah makhluk hidup (bakteri, cendawan dan mikroba lain) yang dapat
menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, serta sisa-sisa atau kotoran
organisme.
c. Komunitas
Organisme
di alam ini tidak bisa hidup secara terpisah, atau sendiri-sendiri.
Individu-individu yang sama jenis (tumbuhan atau hewan yang sama spesies) akan
berhimpun ke dalam suatu kelompok membentuk populasi. Populasi-populasi di
suatu wilayah/kawasan membentuk suatu kesatuan hidup yang disebut dengan
komunitas. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti
"kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang
berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak".
Komunitas
adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan,
umumnya memiliki ketertarikan yang sama. Komunitas pada prinsipnya terbentuk
dari berbagai hasil interaksi di antara populasi-populasai yang ada,
sebagaimana telah dijelaskan. Di alam terdapat bermacam-macam komunitas.
Komunitas ini dapat dibagi dalam dua bagian yaiut komunitas akuatik (lautan,
danau, sungai dan kolam) dan komunitas terestrial (hutan, padang rumput, padang
pasir, dll.).
Dalam
tingkatan komunitas, ciri, sifat dan kemampuannya lebih tinggi dari populasi
misalnya dalam hal interaksi. Dalam komunitas bisa terjadi interaksi antar
populasi, tidak hanya antar individu-spesies seperti pada populasi. Hubungan
antar populasi ini menggambarkan berbagai keadaan yaitu bisa saling
menguntungkan sehingga terwujud sutau hubungan timbal balik yang positif bagi
kedua belah pihak (mutualisme). Sebaliknya bisa juga terjadi hubungan salah
satu pihak dirugikan (parasitisme). Perlu diperhatikan adalah apabila suatu
komunitas sudah terbentuk maka populasi-populasi yang ada haruslah hidup
berdampingan atau bertetangga satu sama lainnya. Dalam biosistem komunitas ini
berasosiasi dengan komponen non hidup (abiotik) membentuk suatu ekosistem.
d.
Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem
ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan
menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Ilmu yang mempelajari
ekosistem disebut ekologi. Ekologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani,
yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal,
dan logos artinya ilmu. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst
Haeckel (1834 - 1914).
B.
Komponen-Komponen
Ekosistem
Ekosistem merupakan
kesatuan dari seluruh komponen yang membangunnya. Di dalam suatu ekosisiem
terdapat kesatuan proses yang saling terkait dan mempengauhi antar semua
komponen. Pada suatu ekosistem terdapat komponen yang hidup (biotik) dan
komponen tak hidup (abiotik).
a.
Komponen Hidup
(Abiotik)
Manusia, hewan dan tumbuhan
termasuk koomponen biotik yaang terdapat dalamsuatu ekosistem. Komponen biotik
di bedakan menjadi 3 golongan yaitu produsen, konsumen dan dekomposer.
1.
Produsen
Semua produsen dapat
menghasilkan makanannya sendiri sehingga disebut organisme autotrof. Sebagai
produsen, tumbuhan hijau mnghasilkan makanan (karbohidrat) melalui proses
fotosintesis. Makanan dimanfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri maupun makhluk
hidup lainnya. Dengan demikian produsen merupakan sumber energi utama bagi
organisme lain, yaitu konsumen.
2.
Konsumen
Semua konsumen tidak
dapat membuat makanan sendiri di dalam tubuhnya sehingga disebut heterotrof.
Mereka mendapatkan zat-zat organik yang telah di bentuk oleh produsen,atau dari
konsumen lain yang menjadi mangsanya. Berdasarkan jenis makanannya, konsumen di
kelompokkan sebagai berikut;
Ø Pemakan
tumbuhan (herbivor),nisalnyakambing,kerbau,kelini dan sapi.
Ø Pemakan
daging (karnivora),misalnya harimau,burung elang,dan serigala,
Ø Pemakan
tmbuhan dan daging (omnivor),misalnya ayam,itik, dan orang hutan.
3.
Pengurai (Dekomposer)
Kelompok ini berperan
penting dalam ekosistem.Jika kelompok ini tidak ada, kita akan melihat sampah
yang menggunung dan makhluk hidup yang mati tetap utuh selamanya. Dekomposer
berperan sebagai pengurai,yang menguraikan zat-zat organic (dari bangkai)
menjadi zat-zat organik penyusunnya.
b.
Komponen Tak Hidup
(Abiotik)
Bagian dari komponen abiotik adalah ;
1. Tanah;
sifat-sifa fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur,kematangan,
dan kemapuan menahan air.
2. Air;
hal-hal penting pada air yang mempengaruri kehidupan makhluk hidup adalah suhu
air,kadar mineral air,salinitas,arus air,penguapan,dan kedalaman air.
3. Udara;
udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas.Gas itu berbentuk atmosfer
yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen,karbon dioksida,dan nitrogen merupakan
gas yang paling pentung bagi kehidupan makhluk hidup.
4. Cahaya
matahari ; cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi
ini. Namun demikian,penyebara cahaya ddi bumi belum merata.Oleh karena itu,
organisme harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang intensitas dan
kualitas cahayanya berbeda.
5. Suhu
atau temperatur; setiap makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk kegiatan
metabolisme dan perkembangbiakannya.
C.
Ketergantungan Antarkomponen
Ekosistem
Tidak ada makhluk hidup yang mampu
hidup sendiri. Di antara makhluk hidup tersebut terjadi hubungan saling
membutuhkan,atau dengan kata lain terjadi ketergantungan. Ketergantungan tidak
hanya terjadi antar makhluk hidup (komponen biotik), tetapi juga terjadi antara
komponen abiotik dan biotik. Ketergantungan antar komponen dalam ekosistem
dalam dilihat dari hal-hal berikut.
a.
Rantai Makanan,
Jaring-Jaring Makanan dan Piramida Ekologi
1.
Rantai Makanan
Rantai makanan adalah pengalihan
energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan
yang dimakan atau perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui
seri organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhan-herbivora-carnivora). Pada
setiap tahap pemindahan energi, 80%–90% energi potensial hilang sebagai panas,
karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja
(lihat Gambar 60). Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai makanan semakin
besar pula energi yang tersedia. Ada dua tipe dasar rantai makanan:
Ø Rantai makanan rerumputan
(grazing food chain). Misalnya: tumbuhan-herbivora-carnivora.
Ø Rantai makanan sisa
(detritus food chain). Bahan mati mikroorganisme (detrivora = organisme pemakan
sisa) predator.
Gambar 60.
Rantai Makanan
Para
ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai
parasit, dan rantai saprofit.
ü Rantai Pemangsa
Rantai pemangsa landasan
utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari
hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan
karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan
pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.
ü Rantai Parasit
Rantai parasit dimulai dari
organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme
parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
ü Rantai Saprofit
Rantai saprofit dimulai dari
organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di
atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga
membentuk jaring-jaring makanan.
2.
Jaring
jaring makanan
Kumpulan dari rantai makanan nantinya akan menjadi sebuah jaring, yang
sering disebut dengan jaring-jaring makanan. Pada ekosistem, setiap organisme
mempunyai suatu peranan, ada yang berperan sebagai produsen, konsumen ataupun
dekomposer. Produsen adalah penghasil makanan untuk makhluk hidup sedangkan
konsumen adalah pemakan produsen. Produsen terdiri dari organisme-organisme
berklorofil (autotrof) yang mampu memproduksi zat-zat organik dari zat-zat
anorganik (melalui fotosintesis). Zat-zat organik ini kemudian dimanfaatkan
oleh organisme-organisme heterotrof (manusia dan hewan) yang berperan sebagai
konsumen.
Sebagai konsumen, hewan ada yang
memakan produsen secara langsung, tetapi ada pula yang mendapat makanan secara
tidak langsung dari produsen dengan memakan konsumen lainnya. Karenanya
konsumen dibedakan menjadi beberapa macam yaitu konsumen I, konsumen II, dan
seterusnya hingga konsumen puncak. Konsumen II, III, dan seterusnya tidak
memakan produsen secara langsung tetapi tetap tergantung pada produsen, karena
sumber makanan konsumen I adalah produsen. Peranan makan dan dimakan di dalam
ekosistem akan membentuk rantai makanan bahkan jaring-jaring makanan (lihat
Gambar 61).
Dalam ekosistem,
rantai makanan jarang berlangsung dalam urutan linier seperti di atas, tetapi
membentuk jaring-jaring makanan (food web). Peran dekomposer ditempati
oleh organisme yang bersifat saprofit, yaitu bakteri pengurai dan jamur
saproba. Keberadaan dekomposer sangat penting dalam ekosistem. Oleh dekomposer,
hewan atau tumbuhan yang mati akan diuraikan dan dikembalikan ke tanah menjadi
unsur hara (zat anorganik) yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan. Aktivitas
pengurai juga menghasilkan gas karbondioksida yang penting bagi fotosintesis.
Pada hakikatnya
dalam organisasi kehidupan tingkat ekosistem terjadi proses-proses sirkulasi materi,
transformasi, akumulasi energi, dan akumulasi materi melalui organisme.
Ekosistem juga merupakan suatu sistem yang terbuka dan dinamis. Keluar masuknya
energi dan materi bertujuan mempertahankan organisasinya serta mempertahankan
fungsinya.
3.
Piramida
Ekologi
Struktur trofik
pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada 3 jenis
piramida ekologi, yaitu sbb:
Ø
Piramida Jumlah
Organisme dengan tingkat trofik masing -
masing dapat disajikan dalam piramida jumlah, seperti organisme di tingkat
trofik pertama biasanya paling melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik
kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada
kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada
organisme herbivora. Demikian pula jumlah herbivora selalu lebih banyak
daripada jumlah karnivora tingkat 1. Kamivora tingkat 1 juga selalu lebih
banyak daripada karnivora tingkat 2. Piramida jumlah ini di dasarkan atas
jumlah organisme di tiap tingkat trofik.
Ø
Piramida Biomassa
Seringkali
piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam memperagakan aliran energi
dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistik dapat disajikan dengan
piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu.
Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat organisme
di tiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat
diperkirakan.
Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh
organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram. Untuk menghindari
kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur,
kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini akan
didapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem.
Ø Piramida Energi
Seringkali piramida biomassa tidak selalu
memberi informasi yang kita butuhkan tentang ekosistem tertentu. Lain dengan
Piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu
yang lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang
aliran energi dalam ekosistem.
Pada piramida energi terjadi penurunan
sejumlah energi berturut-turut yang tersedia di tiap tingkat trofik.
Berkurang-nya energi yang terjadi di setiap trofik terjadi karena hal-hal
berikut.
b.
Aliran Energi
Energi
dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Energi diperoleh
organismee dari makanan yang dikonsumsinya dan dipergunakan untuk aktivitas
hidupnya. Cahaya matahari merupakan sumber energi utama kehidupan. Tumbuhan
berklorofil memanfaatkan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Organisme yang
menggunakan energi cahaya untuk merubah zat anorganik menjadi zat organik
disebut kemoautotrof. Organisme yang menggunakan energi yang didapat
dari reaksi kimia untuk membuat makanan disebut kemoautotrof.
Ø Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh
tingkat trofik selanjutnya.
Ø Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicemakan dan dikeluarkan
sebagai sampah.
Ø Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh
organisms, sedangkan sisanya digunakan sebagai sumber energi.
Energi yang tersimpan dalam makanan inilah
yang digunakan oleh konsumen untuk aktivitas hidupnya. Pembebasan energi yang
tersimpan dalam makanan dilakukan dengan cara oksidasi (respirasi). Golongan
organisme autotrof merupakan makanan penting bagi organisme heterotrof, yaitu
organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri misalnya manusia, hewan, dan
bakteri tertentu. Makanan organisme heterotrof berupa bahan organik yang sudah
jadi.
Aliran
energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk
energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, konsumen primer,
konsumen tingkat tinggi, sampai ke saproba di dalam tanah. Siklus ini
berlangsung dalam ekosistem.
c.
Siklus Biogeokimia
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari
bumi. Materi yang berupa unsurunsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan
materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. Siklus biogeokimia atau siklus
organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari
komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus
unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi jugs melibatkan
reaksireaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus
biogeokimia. Fungsi daur biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang
mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada
di bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan
hidup di bumi dapat terjaga.Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus air,
siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur.
1. Siklus Air
Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air. Uap air berasal dari air di
daratan dan laut yang menguap karena panas cahaya matahari. Sebagian besar uap
air di atmosfer berasal dari laut karena laut mencapai tigaperempat luas
permukaan bumi. Uap air di atmosfer terkondensasi menjadi awan yang turun ke
daratan dan laut dalam bentuk hujan. Air hujan di daratan masuk ke dalam tanah
membentuk air permukaan tanah dan air tanah.
Tumbuhan darat menyerap air yang ada di dalam tanah. Dalam tubuh tumbuhan
air mengalir melalui suatu pembuluh. Kemudian melalui tranpirasi uap air
dilepaskan oleh tumbuhan ke atmosfer. Transpirasi oleh tumbuhan mencakup 90% penguapan
pada ekosistem darat.
Hewan memperoleh air langsung dari air permukaan serta dari tumbuhan dan
hewan yang dimakan, sedangkan manusia menggunakan sekitar seperempat air tanah.
Sebagian air keluar dari tubuh hewan dan manusia sebagai urin dan keringat.
Air tanah dan air permukaan sebagian mengalir ke sungai, kemudian ke
danau dan ke laut. Siklus ini di sebut Siklus Panjang. Sedangkan siklus yang
dimulai dengan proses Transpirasi dan Evapotranspirasi dari air yang terdapat
di permukaan bumi, lalu diikuti oleh Presipitasi atau turunnya air ke permukaan
bumi disebut Siklus Pendek (lihat Gambar 62).
Gambar 62. Siklus Air
2.
Siklus Nitrogen
Nitrogen bebas dapat
ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis
polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi
dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari
dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (NO2- ), dan ion nitrat (O03-
).Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar Legum dan
akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat
bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter
sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc
sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen.
Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia
diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini
akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus
sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya
oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia
diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus
nitrogen akan berulang dalam ekosistem (lihat Gambar 63).
Gambar 63. Siklus Nitrogen
3. Siklus Posfor
Posfor merupakan elemen penting dalam
kehidupan karena semua makhluk hidup membutuhkan posfor dalam bentuk ATP
(Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber energi untuk metabolisme sel. Posfor
terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (PO43-). Ion Fosfat terdapat dalam
bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan fosfat terbawa
menuju sungai hingga laut membentuk sedimen. Adanya pergerakan dasar bumi
menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat muncul ke permukaan. Di darat
tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah.
Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora
mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan
fosfat melalui urin dan feses.
Bakteri dan jamur mengurai bahan-bahan
anorganik di dalam tanah lalu melepaskan pospor kemudian diambil oleh tumbuhan
(lihat Gambar 64).
Gambar 64. Siklus Posfor
4. Siklus Karbon dan Oksigen
Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak
0.03%. Sumber-sumber COZ di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan,
erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik.
Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh
tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan
digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi.
Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu
yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan
lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara.
Di ekosistem air, pertukaran CO2 dengan
atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air
membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat
adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka
sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air
berespirasi, CO2 yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah
bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah CO2 di air (lihat Gambar
65).
Gambar 65. Daur Karbon dan Oksigen
5. Siklus Belerang (Sulfur)
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh
bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida
atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup
di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati
(lihat Gambar 66).
Gambar 66. Siklus Belerang
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat
(SO4). Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua
mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa
jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan
Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen
sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti
Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat
oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
D.
Macam-Macam Ekosistem
Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun
yang beragam. Di bumi ada bermacam-macam ekosistem dan secara garis besar
dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan
dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
a. Ekosistem
Darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.
Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan
menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1. Bioma Gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik)
yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan
curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C)
sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa
mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan
semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai
pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun
dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan
yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2. Bioma Padang
Rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang
dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih
25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air)
tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan
terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya
antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah,
kangguru, serangga, tikus dan ular.
3. Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya
adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak,
jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya.
Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat
hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim
mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup
mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu
sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan
khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara
lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
4. Bioma Hutan Gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah
beriklim sedang. Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun.
Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur).
Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain
rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
5. Bioma Taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah
utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin
rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti
konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali.
Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
6. Bioma Tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi
sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak
gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan
yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan
kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi
dengan keadaan yang dingin.
Hewan yang hidup di daerah ini ada yang
menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan
yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa
kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
b. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain
variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh
iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan
lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar.
Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air
tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa,
termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
1. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari
beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat
pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat
ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik.
Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di
danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin.
Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di
dasar.
2. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai
dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan
gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi
sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda
dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan
komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya
terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga
dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda
antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai Man air
tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar
dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni
oleh buaya dan lumba-lumba.
Organisme sungai dapat bertahan tidak
terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis
dorsoventral dan dapat melekat pada batu.
Beberapa jenis serangga yang hidup di
sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.
c. Ekosistem Laut
Ekosistem laut dibedakan atas perairan lautan, pantai, estuari, dan
terumbu karang.
1. Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi
dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya
tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan
suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di
bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka
daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air
dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan
sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung
baik.
2. Ekosistem
Pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan
ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi
oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki
adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.
Daerah paling atas pantai hanya terendam
saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang,
moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini
dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora
dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah
pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh
beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.
3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari
sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut.
Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya.
Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,
ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing,
kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang
menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat
air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi
air, yaitu unggas air.
4. Terumbu Karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus
yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini
disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya
matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok
Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini
bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan
ganggang. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan
sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di
antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi
mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi
yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh
dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
DAFTAR PUSTAKA
Ewusie, J. Yanney. 1980. Elements
of Tropical Ecology. ITB Bandung.
E.P. Odum. 1976. Fundamental
of Ecology. W.B. Sounders.
Manuel C. Molles Jr. 2010. Ecology;
Concepts and Applications. Fifth edition, McGraw-Hill, New York.
Michael G Barbour, Jack H.
Burk, Wanna D. Pitts. 1987. Terrestrial Plant Ecology. The
Benjamin/Cumming Publishing Company, Inc. Menlo Park, California.
Sambas Wirakusuma. 2003. Dasar-dasar
Ekologi Bagi Populasi dan Komunitas. UI-Press. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar