Makalah
pengantar pendidikan
DI SUSUN
OLEH
MAHRIFAT ISMAIL
451417011
PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2017
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah,
merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada Allah STW, yang
karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi di beberapa reverensi dan waktu tertentu sehingga
menghasilkan karya yang bisa dipertanggung jawabkan hasilnya. Saya mengucapkan
terima kasih kepada
pihak terkait yang telah membantu saya dalam menghadapi berbagai tantangan
dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.
Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki nuansa berbedaantara
satu daerah dengan daerah lain, sehingga banyak bermunculan pemikiran-pemikiran
yangdianggap sebagai penyesuaian proses pendidikan dengan kebutuhan yang
diperlukan. Karenanya, banyak teori yang dikemukakan para pemikir yang
bermuara pada munculnya berbagai aliran pendidikan.Pemahaman terhadap
pemikiran-pemikiran penting dalam pendidikan akan membekalitenaga kependidikan
dengan wawasan kesejarahan, yakni kemampuan memahami kaitan
antara pengalaman-pengalaman masa lampau, tuntutan dan kebutuhan masa
kini, serta perkiraan atauantisipasi masa datang.Aliran-aliran pendidikan telah
dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu
dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang
lebih baik dari orangtuanya.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian teori atau aliran pendidikan ?
2. Apa
saja macam-macam teori atau aliran pendidikan ?
C. Tujuan
Dalam pembahasan kali
ini pemakalah mempunyai tujuan sebagai berikut
1. Untuk
mengetahui Pengertian dari aliran-aliran pendidikan.
2. Untuk
mengetahui macam – macam aliran pendidikan.
3. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
aliran pendidikan
Aliran-aliran
pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan dalam dunia
pendidikan. Pemikiran tersebut berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan,
yakni pemikiran-pemikirn terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh
pemikir berikutnya, sehingga timbul pemikiran yang baru, dan demikian
seterusnya. Agar diskusi berkepanjangan itu dapat dipahami, perlu aspek dari
aliran-alira itu yang harus dipahami. Oleh karena itu setiap calon tenaga
kependidikan harus memahami berbagai jenis aturan-aturan pendidikan.
Gagasan dan
pelaksanaan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakatnya.
Sejak dulu, kini maupun dimasa depan pendidikan itu selalu mengalami
perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan iptek.
Pemikiran-pemikiran yang membawapembaharuan pendidikan itu disebut
aliran-aliran pendidikan.Seperti bidang-bidang lainya,
pemikiran –pemikiran dalam pendidikan itu berlangsung seperti suatu diskusi
berkepanjangan yakni pemikiran-pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan pro
dan kontra oleh pemikir-pemikir berikutnya, dan karena dialog tersebut akan
melhirkan lagi pemikiran-pemikiran baru dan demikian seterusnya.Dalam dunia
pendidikan setidaknya terdapat 3 macam aliran pendidikan, yaitu aliaran klasik,
aliran modern dan aliran pendidikan poko k
di Indonesia.
2.2.
Macam-macam aliran - aliran pendidikan
v
Pengertian
Aliran pendidikan
Aliran ini merupakan
pemikiran-pemikiran tentang pendidikan yang telah dimulai pada zaman Yunani kuno, dan dengan
kontribusi berbagai bagian dunia lainnya, akhirnya berkembang dengan pesat di
Eropa dan Amerika Serikat. Aliran-aliran klasik meliputi aliran, nativisme,
naturalisme, empirisme dan konvergensi merupakan benang merah yang
menghubungkan pemikiran-pemikran poendidikan masa lalu, kini, dan mungkin yang
akan datang.
Ada beberap macam aliran-aliran pendidikan
a.
Empirisme
Aliran empirisme adalah aliran yang berpendapat
bahwa semua pengetahuan yang diperoleh manusia merupakan hasil dari pengalaman
manusia. Aliran ini beranggapan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang
bukanlah bawaan sejak lahir atau bukan merupakan faktor keturunan.Aliran ini
menganut paham yang berpendapat bahwa segala pengetahuan, keterampilan dan
sikap manusia dalam perkembanganya ditentukan oleh pengalaman (empiris) nyata
melalui alat inderanya baik secara langsung berinteraksi dengan dunia luarnya
maupun melalui proses pengolahan dalam diri dari apa yang didapatkan secara
langsung (Joseph, 2006). Jadi segala kecakapan dan pengetahuanya tergantung,
terbentuk dan ditentukan oleh pengalaman. Sedangkan pengalaman didapatkan dari
lingkungan atau dunia luar melalui indra, sehingga dapat dikatakan lingkunganlah
yang membentuk perkembangan manusia atau anak didik. Bahwa hanya lingkunganlah
yang mempengaruhi perkembangan anak.
b.
Nativisme
Nativisme (aliran pembawaan) adalah aliran yang
berpendapat bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh bawaan sejak ia
dilahirkan. Dalam aliran nativisme faktor lingkungan dianggap kurang memberi
pengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan anak. Seseorang akan menjadi ahli
lukis, agama, dan lain-lain itu semua semata-mata karena pembawaan.
Aliran ini menganut paham yang berpendapat bahwa
segala pengetahuan, keterampilan dan sikap manusia dalam perkembanganya
ditentukan oleh pengalaman (empiris) nyata melalui alat inderanya baik secara
langsung berinteraksi dengan dunia luarnya maupun melalui proses pengolahan
dalam diri dari apa yang didapatkan secara langsung (Joseph, 2006). Jadi segala
kecakapan dan pengetahuanya tergantung, terbentuk dan ditentukan oleh
pengalaman. Sedangkan pengalaman didapatkan dari lingkungan atau dunia luar
melalui indra, sehingga dapat dikatakan lingkunganlah yang membentuk
perkembangan manusia atau anak didik. Bahwa hanya lingkunganlah yang
mempengaruhi perkembangan anak.
c.
Konvergensi
Konvergensi merupakan aliran pendidikan yang
berpendapat bahwa kepribadian manusia tergantung pada pendidikan, pembawaan,
dan lingkungan.
Faktor pembawaan dan faktor lingkungan sama-sama
mempunyai peranan yang sangat penting, keduanya tidak dapat dipisahkan
sebagaiman teori nativisme teori ini juga mengakui bahwa pembawaan yang dibawa
anak sejak lahir juga meliputi pembaeaan baik dan pembawaan buruk. Pembawaan
yang dibawa anak pada waktu lahir tidak akan bisa berkembang dengan baik tanpa
adanya dukungan lingkungan yang sesuai dengan pembawaan tersebut.
Dari beberapa uraian diatas, teori yang cocok dapat
diterima sesuai dengan kenyataan adalah teori konvergensi, yang tidak
mengekstrimkan faktor pembawaan, faktor lingkungann atau alamiah yang
mempengaruhi terhadap perkembangan anak, melainkan semuanya dari faktor-faktor
tersebut mempengaruhi terhadap perkembangan anak.
d.
Aliran Naturalisme.
Aliran ini mempunyai kesamaan dengan teori nativisme
bahkan kadang-kadang disamakan. Padahal mempunyai perbedaan-perbedaan tertentu.
Ajaran dalam teori ini mengatakan bahwa anak sejak lahir sudah memiliki
pembawaan sendiri-sendiri baik bakat minat, kemampuan, sifat, watak dan
pembawaan-pembawaan lainya. Pembawaan akan berkembang sesuai dengan lingkungan
alami, bukan lingkungan yang dibuat-buat. Dengan kata lain jika pendidikan
diartikan sebagai usahan sadar untuk mempengaruhi perkembangan anak seperti
mengarahkan, mempengaruhi, menyiapkan, menghasilkan apalagi menjadikan anak
kearah tertentu, maka usaha tersebut hanyalah berpengaruh jelek terhadap
perkembangan anak. Tetapi jika pendidikan diartikan membiarkan anak berkembang
sesuai dengan pembawaan dengan lingkungan yang tidak dibuat-buat (alami) maka
pendidikan yang dimaksud terakhir ini berpengaruh positif terhadap perkembangan
anak.
2. Aliran
pendidikan moderen di Indonesia
Menurut Mudyahardjo (2001: 142) macam-macam aliran
pendidikan modern di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Progresivisme
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang
mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak
(child-centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat
pada guru (teacher-centered) atau bahan
pelajaran (subject-centered).
Tujuan pendidikan dalam aliran ini adalah melatih
anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan
bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan
harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap anak.
Kurikulum
pendidikan Progresivisme adalah kurikulum yang berisi pengalaman-pengalaman
atau kegiatan-kegiatan belajar yang diminati oleh setiap peserta didik(experience
curriculum).
Metode
pendidikan Progresivisme antara lain:
a) Metode belajar
aktif.
b) Metode memonitor kegiatan
belajar.
c) Metode penelitian
ilmiah
b. Esensialisme
Esensialisme
modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes gerakan
progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial.
Menurut esensialisme nilai-nilai yang tertanam dalam nilai budaya/sosial adalah
nilai-nilai kemanusiaan yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja
keras dan susah payah selama beratus tahun dan di dalamnya berakar
gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam perjalanan waktu. Peranan
guru kuat dalam mempengaruhi dan mengawasi kegiatan-kegiatan di kelas.
Tujuan
pendidikan dari aliran ini adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah
melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan
sepanjang waktu dan dengan demikian adlah berharga untuk diketahui oleh semua
orang.
Metode
pendidikan:
1. Pendidikan
berpusat pada guru (teacher centered).
2. Peserta
didik dipaksa untuk belajar
3. Latihan
mental
Kurikulum berpusat pada mata pelajaran yang mencakup
mata-mata pelajaran akademik yang pokok. Kurikulum sekolah dasar ditekankan
pada pengembangan ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan
matematika.Sedangkan kurikulum pada sekolah menengah menekankan pada perluasan
dalam mata pelajaran matematika, ilmu kealaman, serta bahasa dan sastra.
c. Rekonstruksionalisme
Rekonstruksionalisme
memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-pengalaman yang
berlangsung terus dalam hidup. Sekolah yang menjadi tempat utama berlangsungnya
pendidikan haruslah merupakan gambaran kecil dari kehidupan sosial di
masyarakat.
Tujuan pendidikan sekolah-sekolah rekonstruksionis
berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi dan
politik dalam masyarakat. Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah
membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan
politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada
mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut.
Kurikulum dalam pendidikan rekonstruksionalisme
berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan
masyarakat masa depan. Kurikulum banyak berisi masalah-masalah sosial, ekonomi,
dan politik yang dihadapi umat manusia. Yng termasuk di dalamnya
masalah-masalah pribadi para peserta didik sendiri, dan program-program
perbaikan yang ditentukan secara ilmiah.
d. Perennialisme
Perennialisme
adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu
ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman kebenaran-kebenaran
dan nilai-nilai tersebut. Menurut perennialisme, ilmu pengetahuan merupakan
filsafat yang tertinggi, karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat
berpikir secara induktif. Jadi dengan berpikir, maka kebenaran itu akan dapat
dihasilkan. Penguasaan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip pertama adalah
modal bagi seseorang untuk mengembangkan pikiran dan kecerdasan.
Tujuan
pendidikan diharapkan anak didik mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya
yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan
buah pikiran besar pada masa lampau. Berbagai buah pikiran mereka yang oleh
zaman telah dicatat menonjol seperti bahasa, sastra, sejarah, filsafat,
politik, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam, dan lain-lainnya, telah
banyak memberikan sumbangan kepada perkembangan zaman dulu.
Kurikulum berpusat pada mata pelajaran dan cenderung
menitikberatkan pada sastra, matematika, bahasa dan sejarah.
e. Idealisme
Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu
filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang
semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita)
dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa
dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang
serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Tugas ide adalah memimpin budi
manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yaang telah menguasai ide,
ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat
untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami
sehari-hari.
2.3. Tujuan
Pendidikan
Agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki
kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis dan penuh warna,
hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya
diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan
tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan
sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan
seseorang kepada yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntuk hak pribadinya,
namun hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan
kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan rasa saling menyayangi.
a.
Kurikulum
Kurikulum yang
digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme harus lebih memfokuskan
pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah lebih banyak daripada pengajaran
yang textbook. Agar supaya pengetahuan dan pengalamannya senantiasa aktual.
Gerakan-Gerakan Baru dalam Pedidikan dibagi menjadi
4 yaitu:
1. Pembelajaran
Alam Sekitar
Dasar pemikiran yang terkandung di dalam pengajaran
alam sekitar adalah peserta didik akan mendapat kecakapan dan kesanggupan baru
dalam menghadapi dunia kenyataan. Penjelajahan seseorang dalam menemukan
hal-hal baru, baik untuk pengetahuan, olah raga, maupun rekreasi menjadikan
program pendidikan alam sekitar dipandang sangat penting. Melalui penjelajahan
yang dilakukan, maka sekarang peserta didik, akan menghayati secara langsung
tentang keadaan alam sekitar, belajar sambil mengerjakan sesuatu dengan serta
merta memanfaatkan waktu senggangnya. Pendidikan alam sekitar ini mudah
dilaksanakan di segala jenjang pendidikan. Konsekuensinya, dalam persiapan
perlu dipikirkan tentang biaya ketika akan diadakan penjelajahan seperti halnya
biaya transportasi, biaya hidup selama penjelajahan, penginapan dan sebagainya.
2. Pengajaran
Pusat Perhatian (Centres D’interet)
Penemuan adalah Ovide Decroly (1871-1923), seorang
dokter perancis mendirikan yayasan untuk anak-anak abnormal yang bertempat
dirumahnya pada tahun1901. pada tahun1907 metodenya diterapkan pada anak-anak
normal. Pengajaran disusun menurut pusat perhatian anak, yang dinamai centres
d’interet. Decroly mencari dan menyelidiki naluri anak dalam pertumbuhannya
(secara intrinsik). Naluri yang perlu didapatkan adalah naluri untuk
mempertahankan diri,untuk makan, bermain dan bekerja, dari meniru. Berangkat
dari naluri tersebut selanjutnya disusun pusat perhatian seperti: untuk makan,
untuk berlindung, mempertahankan diri terhadap musuh, dan untuk bekerja. Yang
menarik pada pendidikan/ pengajaran Decroly yaitu bahwa anak selalu bekerja
sendiri tanpa ditolong dan dilayani.
3. Sekolah
Kerja
George Kerschensteiner (1854-1932) menulis karangan
tentang arbeitsshule. Ia seorang guru ilmu pasti yang diangkat sebagai
inspektur di Munchen. Pada tahun 1898 ia mengembangkan cita-cita pendidikan,
bagi kerschensteiner, tujuan hidup manusia yang tertinggi adalah mengabdi
kepada negara. Berhubungan dengan itu kewajiban sekolah yang terpenting ialah
menyiapkan peserta didik untuk sesuatu pekerjaan. Jadi yang menjadi pusat
tujuan pengajaran adalah kerja untuk menatap masa mendatang. Melalui bekerja,
manusia menuju ke lingkungan kebudayaan masyarakatnya. Peserta didik bekerja
berkelompok sesuai dengan bagian masing-masing, sehingga menimbulkan tanggung
jawab.
4. Pengajaran
Proyek
Proyek pengajaran berarti kegiatan, sedangkan
belajar mengandung arti kesempatan untuk memilih, merancang, berlatih, memimpin
dan sebagainya. Dalam hal ini penting ialah bahwa peserta didik telah aktif
memecahkan persoalan, maka wataknya akan terbentuk. Demikian konsep pemikiran
WH Kilpatrick di dalam pengajaran proyek.
Dua aliran Pokok Pedidikan di Indonesia antara lain :
·
Perguruan Kebangsaan
Taman Siswa
Pada zaman
pemerintahan Hindia Belanda, ada salah seorang putera Indonesia yang bernama
Raden mas Soewardi Soerjaningrat. Ia gemar menulis dengan menggunakan bahasa
Belanda yang halus dan mengandung sindiran terhadap pemerintah Belanda,
tulisannya bejudul “Alks ik een Nederlander was” yang artinya Andai saja saya
seorang Belanda. Dari tulisannya yang dianggap tajam oleh pemerintah Belanda
inilah ia dibuang di Negeri Belanda.
Ketika berada di
tempat pembuangan beliau merasa bebas dalam menyatakan pendapat-pendapatnya,
sedang di tanah air sendiri yang dikuasai oleh pemerintah penjajah Belanda
justru kebebasannya terganggu. Dari kecintaannya terhadap pendidikan yang
sekaligus merupakan perwujudan dari cita-citanya, maka pacta tanggal 3 juli
1922 di Yogyakarta didirikanlah suatu taman kanak-kanak yang diberi nama Taman
Indriya. Kemudian berkembang lagi dan semakin luas hingga seluruh lembaganya
diberi nama perguruan Kebangsaan Taman Siswa.
Pada jaman
penjajahan Belanda, Taman Siswa bersikap “noncooperative” dan menolak pemberian
subsidi. Di dalam melaksanakan konsep pendidikannya Taman Siswa memiliki
asas-asas sebagai berikut:
Asas merdeka untuk mengatur dirinya sendiri.
Hendaknya setiap peserta didik dapat berkembang menurut kodrat dan
bakatnya,namun mereka dididik dengan sistem among atau tut wuri handayani.
Asas Kebudayaan yang dalam hal ini kebudayaan
Indonesia sendiri.
Asas kerakyatan, pendidikan dan pengajaran harus diberikan kepada seluruh rakyat. Asas kekuatan sendiri (berdikari). Dengan demikian segala pembelanjaan ditutup dengan uang pendapatan sendiri.
Asas kerakyatan, pendidikan dan pengajaran harus diberikan kepada seluruh rakyat. Asas kekuatan sendiri (berdikari). Dengan demikian segala pembelanjaan ditutup dengan uang pendapatan sendiri.
·
Asas berhamba kepada
anak.
Pada saat
Indonesia merdeka pada tahun 1945, dan dua tahun berikutnya berhasil disusun
dasar-dasar Taman Siswa yang dikenal dengan Panca Darma. Kelima dasar yang
dimaksud adalah:
·
Kemanusiaan
Harus ada cinta
kasih terhadap sesama manusia dan terhadap seluruh makhluk Allah SWT.Kodrat Hidup Termasuk Kodrat hidup
adalah pembawaan.
Kebangsaan Tidak boleh bersifat
chauvinistic ( menyombongkan kehebatan bangsa sendiri) dan tidak boleh
bertentangan dengan kepentingan umum manusia.
·
Kebudayaan
Kebudayaan nasional harus dipelihara. Pendidik harus
mengajak peserta didik
meresapi jiwa bangsa yang terwujud dalam kebudayaannya.
·
Kemerdekaan Kebebasan
Ki Hajar
Dewantara juga menentukan semboyan bagi kaum pendidik, antara lain: ing ngarso
sung tulodho, artinya jika pendidik berada di muka dia berkewajiban memberi
teladan kepada para peserta didiknya. Ing madya mangun karso artinya: jika di
tengah membangun semangat, berswakarya, dan berkreasi pada peserta didik. Tut
wuri handayani artinya jika di belakang pendidik mengikuti dan mengarahkan
peserta didik agar berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
5. Ruang
Pedidikan INS di Kayutanam
Sebuah sekolah
lain timbul sebagai reaksi terhadap sekolah-sekolah pemerintah Hindia Belanda
yaitu INS ( Indonesiche Nederlansce School) di kayutanam, yaitu suatu kota
kecil di dekat padang panjang Sumatera Barat. Sekolah ini mempunyai rencana
pelajaran dan metode sendiri yang hampir mirip dengan suatu rancangan atau yang di sebut dengan kerschensteiner
dengan arbeitsschulenya.
M. Syafei dengan sekolahnya ingin membentuk pemuda-pemuda Indonesia yang berani tegak sendiri, berusaha sendiri, hidup bebas dan tidak tergantung buat seumur hidupnya pada pemerintah sebagai pegawainya.
M. Syafei dengan sekolahnya ingin membentuk pemuda-pemuda Indonesia yang berani tegak sendiri, berusaha sendiri, hidup bebas dan tidak tergantung buat seumur hidupnya pada pemerintah sebagai pegawainya.
Adapun dasar
pemikiran INS adalah:
Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, Menentang
intelektualisme,aktif, giat dan punya daya cipta serta dinamis.
Memperhatikan bakat dan lingkungan
siswa, Berpikir
secara rasional, bukan secara mistik.
·
Perlu juga anda diketahui bahwa disetiap suatu ruang pedidikan
INS terdiri atas empat bagian tingkatan suatu pendidikan INS yaitu:
Ruang rendah Sekolah Dasar 7 tahun.
Ruang rendah Sekolah Dasar 7 tahun.
Ruang antara
tahun (sambungan ruang rendah). Siswa tamatan HIS atau Schakel tidak langsung
dapat diterima pada ruang dewasa, tetapi harus masuk ruang antara lebih dahulu. Ruang dewasa 4 tahun
(sambungan ruang antara atau ruang tengah).
Ruang masyarakat 1 tahun
Pada semua
tingkatan ruang, diberikan 50% mata pelajaran umum dan 50% pelajaran kejuruan
(Zahara Idris 1984:21). Menurut S Purbakawatja (1970:212) M. Syafei menunjukan
sifatnya sebagai pendidik yang secara demokratis ingin memberi kesempatan
kepada anak tumbuh dan berkembang menurut garis masing-masing.
Sistem ini tidak mendapat tanggapan yang diharapkan
dari daerah lain karena terlalu banyak menuntut pengorbanan dari pendidiknya.
Mereka harus berani hidup sangat sederhana dan mungkin dalam kekurangan.
Keuntungan dari pendidikannya hanya dirasakan secara perorangan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
· Aliran
pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruandalam
dunia pendidikan.
· Macam-macam
Aliran - Aliran Pendidikan
1. Aliran
klasik pendidikan
a. Aliran
empirisme adalah aliran yang berpendapat bahwa semua pengetahuan yang
diperoleh manusia merupakan hasil dari pengalaman manusia.
b. Aliran
nativisme (aliran pembawaan) adalah aliran yang berpendapat bahwa perkembangan
seseorang ditentukan oleh bawaan sejak ia dilahirkan.
c. Aliran
konvergensi merupakan aliran pendidikan yang berpendapat bahwa kepribadian
manusia tergantung pada pendidikan, pembawaan, dan lingkungan.
d. Aliran
Naturalisme, aliran ini mempunyai kesamaan dengan teori nativisme bahkan
kadang-kadang disamakan.
2. Aliran
pendidikan moderen di Indonesia
b. Progresivisme
adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di
sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap
pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher-centered) atau
bahan pelajaran (subject-centered).
c. Esensialisme
modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes gerakan
progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial.
d. Rekonstruksionalisme
memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-pengalaman yang
berlangsung terus dalam hidup.
e. Perennialisme
adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu
ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman
kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut.
f. Aliran idealisme
merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa.
Dua aliran Pokok Pedidikan di Indonesia
a. Perguruan
Kebangsaan Taman Siswa
b. Ruang
Pedidikan INS di Kayutanam
A.
Saran
Demikian makalah ini saya buat, saya menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembacasangat saya butuhkan. Guna perbaikan
makalah berikutnya. Dan semoga makalah ini bergunauntuk kita semua. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar